ARI Surati Wapres JK, Dubes AS dan Australia
-Terkait Rencana Konvensi Otda dan Aksi Solidaritas Bagi Gakin-
BANDUNG,
PATROLI,- Adanya rencana Asosiasi Relawan Indonesia (ARI)
yang akan menggelar Konvensi Otonomi Daerah (Otda) dan aksi Solidaritas bagi
warga miskin (Solidarity for the poor) sebagai manifest aspirasi warga dalam
forum seminar yang direncanakan berlangsung dan bertempat di Trans Hotel di
Bandung pada tanggal 24-25 Juni 2015, demi terselenggara kegiatan tersebut
berjalan lancar pihaknya telah melayangkan surat pemberitahuan dan dukungan
kepada Wakil presiden Republik Indonesia. Demikian dikatakan Sekjen Asosiasi
Relawan Indonesia (ARI), Gatot Kertabudi dalam Press Releasenya, Kamis (12/5/2015).
Dalam konvensi Otonomi Daerah tersebut, dirinya
telah membentuk sebuah panel beranggotakan para Guru Besar dari berbagai
disiplin (multinary discipline) yang bertugas menyiapkan Naskah dan sebagai Tim
Pembahas pada acara tersebut.
Pelaksanaan Konvensi Otonomi Daerah lebih
dimaksudkan membuka cakrawala pemikiran bersama dalam konteks penyelenggaraan
pemerintahan di pusat dan di daerah sesuai denga system yang diadopsi berdasar
pada kerangka presidensial atau parlementer yang berlaku secara umum.
ARI sangat percaya bahwa para penyelenggara Negara
baik di pusat dan di daerah akan menunjukan kenegarawanan sebagai para pejabat
tersumpah (Aworn Officers) bahwa kepentingan Negara dan bangsa berada diatas
kepentingan pribadi dan golongan sesuai dengan semangat dan yang terkandung
dalam konstitusi Negara bahwa setiap upaya lebih ditujukan untuk
sebesar-besarnya bagi kepentingan kecerdasan dan kemakmuran rakyat ( the
intelligence and the welfare of the people) secara keseluruhan.
Selain itu, ARI juga mengirim surat kepada Duta
Besar Amerika Serikat dan Duta Besar Australia untuk Indonesia dengan
permohonan kedua petinggi Negara Sahabat dimaksud berkenan menjadi pembicara
tamu (visiting speaker) untuk dapat memaparkan system penyelenggaraan
pemerintahan di Negara nya untuk kepentingan comparative study.
ARI sebagai pemrakarsa Konvensi Otonomi Daerah,
mohon ijin dari Wakil presiden dapat
mengundang Asisten Pemerintahan Provinsi, Kabupaten/Kota se Indonesia sebagai
para peserta dan untuk kepentingan ini
dimohon atas biaya masing-masing, disamping kami dapat mengundang para ilmuwan
dalam dan luar negeri, dan para pemuka lain dari berbagai kalangan.
Disamping itu ARI juga mengundang Direktur Bank
Dunia/IFC di Jakarta yang juga dimintakan sebagai salah satu pembicara dengan
pertimbangan tidak semua Pemerintah daerah mengetahui secara persis mengenai
TUPOKSI Bank Tersebut.
Kami mengajukan permohonan persetujuan kepada Bapak
Wakil Presiden agar segala pembiayaan untuk penyelenggaraan Konvensi Otonomi
Daerah sepenuhnya dapat dibantu oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai
wakil pemerintah sebagaimana kami telah bertemu dengan Bapak Kepala Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Jawa Barat sebagai pejabat yang mewakili
Bapak Gubernur Jawa Barat.
Selanjutnya kami mohon Bapak Wakil Presiden berkenan
hadir dan dapat menyampaikan sambutan berikut membuka resmi Konvensi Otonomi
Daerah tersebut, dan berkenan mengukuhkan aksi Solidaritas bagi warga miskin
secara nasional. Untuk kepentingan agenda protokoler, kami akan berkonsultasi dengan
para pejabat kementrian dalam dan luar negeri dan para pejabat pemerintah
provinsi Jawa Barat dan para pejabat pemerintah Kota Bandung.kata Gatot
Kertabudi.
Solidaritas
Bagi Warga Miskin
Sesuai keyakinan bersama bahwa masalah kemiskinan
harus ditempatkan menjadi masalah dan beban bersama (common burden), dalam
implementasinya tidak saja menjadi tugas dan tanggungjawab pemerintah, namun
adanya semangat gotong royong dari warga mampu (the rich) kepada warga miskin
(the poor) tidak dalam bentuk bagi-bagi uang, tapi dalam bentuk pemberian pekerjaan
yang dapat membiayai hidupnya.
ARI telah meminta bantuan kalangan media cetak dan
elektronik untuk dapat mensosialisasikan prakarsa ini berikut dapat membuka
Dompet solidaritas bagi warga miskin, yang selama ini aksi kepedulian baru
dalam bentuk peduli terhadap musibah, atau mencari keberuntungan lewat undian,
dan untuk kepentingan ini kami telah menyurati lembaga Tipikor, Badan Pemeriksa
Keuangan fungsionl (BPK dan BPKP) untuk memberikan supervisi.
ARI juga telah menyurati para pemuka dari berbagai
kalangan untuk berkenan sebagai pelaksana kegiatan bagi pemberdayaan warga
miskin, begitu juga ARI telah menyurati
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia untuk kiranya dapat
memberikan persetujuan agar dana hasil korupsi yang telah memiliki kekuatan
hukum secara tetap yang semula merupakan asset Negara yang dipisahkan dapat
disumbangkan untuk mendukung Aksi Solidaritas bagi warga miskin.kata Gatot.
Konferensi
Pers
Sebagai upaya sungguh-sungguh dari Asosiasi Relawan
Indonesia (ARI) atas dua kegiatan dimaksud, pihaknya akan menggelar Konferensi
Pres dengan mengundang media cetak dan elektonik pada hari Rabu, 27 Mei 2015
bertempat di TRANS HOTEL di Bandung untuk menyampaikan penjelasan sesuai
keperluan, dan persiapan-persiapan yang telah dilakukan berikut respon dari berbagai kalangan.
Dalam sebagian isi surat
yang ditujukan ke Wakil presiden itu, ARI mengatakan”merupakan sebuah
kehormatan luar biasa (extra ordinanary honour), seandainya sudilah kiranya
Bapak Wakil Presiden berkenan mengijinkan ARI untuk dapat menjumpai secara
langsung Wakil Prsiden untuk mendapat petunjuk dan advis dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut.” Kata Gatot Kertabudi. (Boni Hermawan/AS)