Direktur PDAM Tirta Anom Sangkal Adanya Tuduhan Kongkalikong Pejabat


BANJAR, PATROLI
Direktur PDAM Tirta Anom Kota Banjar, H.Benny Hoelman saat ditemui PATROLI di warung lesehan miliknya, Jln. Letjend Suwarto, terkait pemberitaan yang dilansir SKI PATROLI edisi 279, dirinya membenarkan  semua yang diucapkan para kacab dan kabag, begitu juga apa yang diucapkan H. Oman, mantan Dewan Pengawas PDAM Tirta Anom. “Ya, begitulah adanya, kami sebagai pimpinan PDAM tidak pernah berbuat tanpa adanya koordinasi atau musyawarah lebih dulu. Bahkan kami beserta dewan pengawas sudah mengusulkan kepada wali kota saat itu, Drs. H. Herman Sutrisno terkait pengadaan 5 unit kendaraan operasional untuk para pejabat Kantor PDAM Kota Banjar,” ungkapnya.

H. Benny juga membenarkan apa yang diucapkan Memet Abbas, kahublang bahwa kendaraan tersebut sudah tak layak pakai dan sambil menunggu waktu lelang tiba,  untuk sementara waktu,  kendaraan lama tersebut dimanpaatkan dulu oleh para pejabat di PDAM Tirta Anom lainya. “Apa yang diucapkan H.Oman yang mantan Direktur PDAM Tirta Anom Kota Banjar sekaligus mantan dewan pengawas saat itu  memang benar. Di mana  Pemerintah Kota Banjar selama kurang lebih  4 tahun tak lagi membantu PDAM Tirta Anom, baik itu melalui APBD atau pun APBN. Jadi, kami berusaha sendiri dan  betul-betul mandiri,” ucap Benny Hoelman.
PATROLI kembali bertanya kepada H. Benny  terkait keluhan warga  Cibeureum, Situbatu, Neglasari serta masyarakat Dusun Balokang, Desa Balokang. Menurut  H. Benny, dirinya bukan tidak respek atas semua keluhan warga, bukankah masyarakat tahu dirinya juga  tinggal di wilayah Neglasari dan  membutuhkan air bersih dari pasokan PDAM. “Ya,  mau bagaimana lagi! Bukannya kami tidak berupaya, tetapi ini masalah situasi dan kondisi. Pemasangan instalasi air memang sudah selesai,  tapi masih dalam tahap uji coba di mana sambungan jaringan transmisi dan distribusi masih banyak yang perlu diperbaiki secara bertahap. Tentunya sambil menunggu bak penampungan air selesai dibangun di wilayah Jajawar dan Situbatu,” katanya.
 Diutarakan H. Benny, jika  bak penampungan air  tersebut selesai dan sudah dapat dioperasikan maka jangan khawatir untuk ke depannya konsumen dapat menikmati pelayanan air bersih dari PDAM Tirta Anom. “Dengan menggunakan sistem Instalasi Pengolahan Air Ultra Filtrasi (IPAUF).  Jadi, wilayah Kota Banjar tidak akan kekurangan air bersih lagi. Kami sudah mencoba berulang kali, namun saat ini masih dalam tahap uji coba dan perbaikan. Dan untuk masyarakat Desa Balokang, kalau benar air PAM tidak stabil maka nanti akan kami tanyakan ke Kacab Edi Muradi ST,” ujarnya.
Masyarakat Kota Banjar pada umumnya berharap serta memohon kepada pemerintah daerah dibawah Pimpinan H.Ade Uu Sukaesih sebagai wali kota  agar lebih selektif dan proaktif atas keluhan dari  masyarakatnya yang terkait perusahaan milik pemerintah daerah, PDAM Tirta Anom  dibawah Pimpinan H. Benny Hoelman. “Sudah hampir masuk  tahun ke-2, namun PDAM Tirta Anom sampai detik ini belum dapat membuktikan  janji air  PAM masuk  ke wilayah kami, Cibeureum, Situbatu  dan Neglasari. Jaringan pipanisasi sudah aman terpasang, meteran air sudah hampir karatan, dan  uang Rp 63.000,00 sudah dipungut dari warga masyarakat, sementara air tidak kunjung datang,” ucap salah satu warga.
Ditambahkannya, dirinya sebagai warga masyarakat pun tahu dan mendengar bahwa air yang seharusnya untuk wilayah ini telah dialihkan ke wilayah Langensari. “Namun, saat warga masyarakat mempertanyakanya, justru pihak PDAM Tirta Anom lebih lincah dengan berbagai alasannya. Kami tidak butuh janji, akan tetapi butuh soteh cai sebagai bukti realisasi dari Pimpinan PDAM Banjar, H.Benny,” tegas warga Desa Cibeureum dan sekaligus anggota Ormas Geram (Gerakan Masyarakat Menggugat).
Warga masyarakat Desa Balokang, Dusun Perumahan Balokang Blok C, Maman dan Endang   Huis, warga Blok A angkat bicara membenarkan PDAM Tirta Anom saat ini sudah tak lagi responsif atas keluhan warga masyarakat. “Kurang mengutamakan servis dalam segi pelayanannya   sebagai bisnis komersial dalam bidang pelayanan jasa perusahan air minum,” ujarnya.
Air PAM semakin seret dan selalu mampet, cangkeul beuheung sosongetteun nungguan air datang. Saat pagi air PAM mampet, siang pun seret. Saat keran air dibuka, meteran berputar dengan kencang karena dorongan/daya angin dari pipa yang kosong dengan bunyi sebrotan (wouss) sehingga memutar meteran dan  akahirnya tagihan pun membengkak. “Sementara tagihan murulluk, bahkan sanksi  tegas pemutusan  air kerap dilakukan pihak PDAM Tirta Anom apabila konsumen lambat dalam pembayaran,” ucap Wa Maman, warga Blok C Dusun Balokang seraya menambahkan di sini PDAM  perlu introspeksi bisi ngajadi dosa.
Dilanjutkannya, dirinya tidak mempersoalkannya, tapi berikan servis/pelayanan yang terbaik kepada pelanggan air normal kala dibutuhkan pagi, siang dan malam. “Ulah sakalina cai PAM ngocor, eh airnya  seperti  air bajigur dan bau kaporit,” imbuhnya.
Ketua Ormas Geram Kota Banjar, Deni Mulyadi menyatakan gerah juga membaca berita yang dilansir  SKI PATROLI edisi 279. Menurut Deni Mulyadi, biasanya dewan pengawas yang selalu berperan dalam mengesahkan  semua usulan yang diajukan pihak PDAM Pimpinan H. Benny Hoelman, seharusnya pihak PDAM dan dewan pengawas introspeksi sebelum melakukan pembicaraan terkait dengan beberapa kebijakannya. “Dewan pengawas adalah bagian dari perwakilan masyarakat,  apa pun ceritanya jangan sampai  mengada-ada, harus transparan dengan segala kebijakan yang diembannya. Jangan berazaskan  pemanpaatan  karena Anda dipantau, dilihat dan ditonton kinerjanya oleh warga masyarakat. Jangan secepat itu dalam menyimpulkan keputusan dan selalu membenarkan apa yang menjadi usulan dari pihak PDAM. Jadi, dikaji ulang dan dimusyawarahkan, jangan asal tanda tangan,” tutur Deni.
Deni menambahkan, kalau tidak mau disebut adanya permainan ajang kongkalikong pejabat di tubuh PDAM Tirta Anom Banjar, perbaikilah kinerjanya. “Jangan semau gue dalam mengambil suatu kebijakan karena PDAM bukan milik personal atau  perorangan, PDAM adalah milik pemerintah daerah. Kalau benar pemerintah daerah sudah tak lagi membantu PDAM dan benar adanya PDAM Tirta Anom sudah mandiri tanpa bantuan dari siapa pun sebagaimana yang diucapkan Direktur PDAM, H.Benny Hoelman beserta Dewan Pengawas PDAM Banjar, H. Oman, sungguh ironis. Malah, menjadi tanda tanya besar bagi kalangan publik, khususnya warga masyarakat Kota Banjar,” tegas Deni.
Dilanjutkannya, hebat sekali PDAM Tirta Anom dibawah Pimpinan H. Benny Hoelman yang bersinergi dengan Dewan Pengawas, H. Oman saat itu mampu mengontrak 5 unit mobil dinas untuk kendaraan operasional  para pejabat di kantor PDAM. Di mana  dalam kondisi krisis, PDAM  merugi dan selalu merugi sampai saat ini dianggap lumrah oleh H.Oman, mantan Direktur PDAM serta dewan pengawas. Ia saat ini telah menjadi pegawai staf  khusus PDAM Tirta Anom Banjar, Bidang Administrasi Keuangan.
“Bisnis apa namanya jika masyarakat hanya disuguhi bahwa PDAM dianggap biasa kalau merugi. Lalu di kemanakan keuntungannya? Ada kemungkinan ini merupakan ulah PDAM Tirta Anom yang pintar dalam memainkan skema pola sandiwaranya, apalagi sambil  membawa nama Koperasi Karyawan PDAM. Jadi,  Koperasi Karyawan PDAM  yang  menanggulangi setoran 5 unit mobil ke pihak leasing dan kemungkinan ke depannya  akan mempertanggungjawabkannya kepada publik terkait keberanian menjadi sandaran pihak oknum PDAM Tirta Anom Kota Banjar,” pungkasnya. (JH 898)




Powered by Blogger.