Listrik Tidak Boleh Mati Saat UNBK

BANDUNG,-- Ketua Komisi V DPRD Jabar, Syamsul Bahri meminta PLN untuk memperhatikan pasokan listrik selama Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) berlangsung. Menurut Syamsul, UNBK yang akan diikuti oleh siswa SMA/SMK dan SMP/MTS pada awal April 2017 itu sangat tergantung suplai listrik PLN.

"PLN harus menjamin listrik tidak mati ketika anak-anak melakukan UNBK," kata Syamsul usai melakukan pemantauan kesiapan UNBK di SMA 3 dan 5 Jalan Belitung, Kota Bandung, Selasa (21/3).

Ia menegaskan, pihaknya juga telah meminta sekolah yang akan melaksanakan UNBK menyiapkan genset sebagai antisipasi jika listrik mati di tengah pelaksanaan UNBK. Sebab menurutnya, pelaksanaan UNBK akan berantakan bila listrik tiba-tiba mati dan sekolah tidak memiliki genset.

"Saya meminta pihak sekolah untuk menyiapkan genset yang memadai sehingga bila ada trouble listrik dalam waktu cepat bisa diantisipasi," kata dia.

Menurutnya, pihaknya telah melakukan pemantauan terhadap sekolah yang akan melaksanakan UNBK. Data dari Dinas Pendidikan Jabar, jumlah sekolah tingkat SMA/SMK yang mengikuti UNBK mencapai 3.470 sekolah dengan jumlah peserta 430.428 siswa. Sedangkan jumlah sekolah tingkat SMP/MTS yang akan mengikuti UNKB berjumlah 1.541 sekolah dengan 214.286 siswa.

Alhamdulillah rata-rata semua sekolah yang mau UNBK sudah siap, saya pikir kesiapannya hampir 90 persen. Intinya pada pelaksanaan nanti harus 100 persen. Nanti ketika pelaksanaan ujian kami juga akan monitor lagi di lapangan," kata politisi PDI Perjuangan ini.


Syamsul juga mengatakan, belum maksimalnya kesiapan sekolah menggelar UNBK itu lebih ke arah sarana dan prasarana. Ia menyontohkan, tak semua sekolah memiliki komputer, peralatan, dan ruangan yang memadai untuk menggelar UNBK ini. "Ini harus dicari solusinya, apalagi ini terkait anggaran," tandasnya. (***)
Powered by Blogger.