Polisi Masih Mengejar Perampok Tauke Minyak
MUBA, PATROLI
Kasat Reskrim Polres Muba, AKP Bagus Adi Suranto |
Kasus perampokan
di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) kembali terjadi, kali ini korbannya
seorang tauke minyak, Toha (50), warga Desa Sungai Angit, Kecamatan Babat Toman,
Muba. Hingga ia
pun mengalami kerugian yang ditaksir mencapai Rp 1,4 miliar. Namun, masih belum menemukan titik terang di mana Satuan
Reskrim Polres Muba terus melakukan
penyelidikan.
Kapolres Muba,
AKBP Iskandar F Sutisna melalui Kasat Reskrim Polres Muba, AKP
Bagus Adi Suranto saat dikonfirmasi di ruang
kerjanya, Jumat (11/04) mengatakan, ia bersama anggotanya telah membentuk Tim
Khusus (Timsus) untuk mengejar pelaku. Ia juga berharap kasus ini segera
terungkap karena baginya ini merupakan pekerjaan rumah (PR) besar Polres Muba.
Dijelaskan
Bagus, saat ini Satreskrim Polres Muba telah membentuk
Timsus yang beranggotakan dua puluh lima orang, dengan sasaran menuju tiga
daerah, yaitu Provinsi Jambi, Kabupaten Mura dan Kabupaten Lubuklinggau.
“Rekaman CCTV, 4 selongsong
peluru sudah kita amankan. Indikasi pelaku sudah ada,” katanya.
Ketika ditanya
dugaan keterlibatan orang dalam, Bagus belum
berani memastikan karena masih dalam penyelidikan. “Saya meminta
doa kepada semua warga masyarakat dan juga teman-teman media. Semoga kasus ini
secepatnya dapat terungkap,” kata Bagus.
Sementara itu,
Kapolsek Babat Toman, AKP Imam Abdi mengatakan, belum berani menyebutkan siapa
yang terlibat karena masih dalam penyelidikan dan masih mengumpulkan bukti. “Saat
ini Kanit Reskrim Polsek Babat Toman masih di lokasi kejadian, guna mencari
data lebih lengkap dan mengumpulkan bukti,” kata Imam.
Berdasarkan informasi
yang dihimpun di lapangan, pelaku
diketahui berjumlah 10 orang. Kejadian tersebut bermula saat semua orang
di kediaman korban sedang tidur pulas. Sekitar pukul 2.00 dini hari, tiba-tiba
segerombolan orang dengan membawa tiga sepeda motor dan satu unit mobil double
gardan berwarna silver berhenti tepat di depan rumah korban. Beberapa pelaku menembakkan senjata api ke arah pos penjagaan
hingga menembus televisi sambil mengancam penjaga agar jangan keluar. Delapan pelaku langsung masuk pagar, lima orang masuk
ke dalam dan tiga berjaga di luar, sedangkan dua lagi masih di dalam mobil.
Mendengar ada
keributan, Toha yang sedang tidur terbangun dan turun ke bawah. Saat di bawah,
korban sempat dorong-dorongan pintu dengan pelaku, namun ia kalah tenaga. Seluruh
anggota keluarga dikumpulkan pelaku, istri dan kedua anaknya disandera,
sedangkan Toha dipaksa menunjukkan di mana ia menyimpan barang berharga.
“Mendengar ada
keributan dan suara tembakan, saya langsung turun. Ketika melihat ada perampok, saya sempat berteriak
rampok. Ketika pelaku masuk dan mengejar, saya masuk ke kamar. Juga sempat
dorong-dorongan pintu hingga akhirnya
pintu kamar saya ditembak dan kami pun dikumpulkan oleh pelaku. Anak saya sempat
dipukuli pelaku, tapi saya langsung meminta mereka jangan memakai kekerasan. Jika
mau harta, silahkan ambil, tapi jangan aniaya keluarga saya,” ujar Toha.
Dijelaskan Toha,
dirinya serta anak dan istrinya terancam, lalu mengatakan kepada pelaku
silahkan ambil apa saja, asal mereka
selamat. Dengan terpaksa ia menuruti mengantar ke brankas uang dan membukanya.
Setelah terbuka, dengan leluasa para pelaku menggasak uang Rp 300 juta, emas Rp
300 suku, 3 ponsel, 4 ATM, dan KTP. “Mereka pun melarikan diri. Saya berharap
pelaku dapat segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya,” ungkapnya. (zer)