Jalan Wisata Batukaras Amburadul Ratusan Massa Menuntut
PANGANDARAN, PATROLI
Warga yang berunjuk rasa |
Akibat tidak
adanya perhatian pemerintah sejak masih masuk Kabupaten Ciamis, masyarakat
Batukaras merasa kecewa atas perlakuan ketidak diperhatikannya ruas jalan masuk
pariwisata yang sampai saat ini tetap amburadul, sehingga sering terjadi
kecelakaan lalulintas terutama para wisatawan. Mereka menjadi geram terhadap
pemerintah atas kondisi tersebut.
Sudah jadi
kebiasaan baik para anggota Legislatif maupun birokrasi selalu mengeluarkan
janji-janji untuk meredam situasi. Yang penting masyarakat tidur. Seperti
halnya diutarakan para pengunjuk rasa saat Patroli ke lapangan. “Kami sudah
muak akan janji-janji para petinggi yang berkuasa sejak tahun 2011, selalu berbicara
tahun sekarang akan ada perbaikan jalan bahkan berjanji akan dihotmick,” ujar
seorang pengunjuk rasa.
“Kami ini bukan
anak kecil baru lahir yang cukup dengan diberikan permainan, tetapi masyarakat
sangat membutuhkan sarana trasportasi perbaikan jalan. Padahal pajak selalu
ditaati untuk dibayar, tetapi perbaikan jalan tak kunjung dilaksanakan sampai
sekarang. Kami sangat malu terhadap pengunjung atau wisatawan yang berkunjung
ke wisata Pantai Batukaras, bahkan banyak pengunjung bicara restribusi ditarik,tetapi
setiap saat berkunjung tak pernah ada perbaikan jalan,” tuturnya
Mungkin para
anggota Legislatif yang selalu mendengungkan aspiratif terhadap kepentingan
masyarakat, baru mampu berbicara janji seperti wajah tanpa dosa, sedangkan para
pengelola pemerintan pun turut berjanji kaya laga seorang politisi, padahal
mereka telah diberikan berbagai tunjangan untuk pelayanan masyarakat. “Yang
kami harapkan sebagai masyarakat untuk diperhatikan perbaikan atau peningkatan
mutu jalan sesuai dengan keadaan kepariwisataan Batukaras termasuk wisata
international. Memang kita akui pernah ada perbaikan sepanjang jalur jalan
wisata tersebut, tetapi pengerjaannya seperti anak kecil bermain lumpur di pantai
3 hari batu-batunya berserakan lagi,” ungkap beberapa para pengunjuk rasa
tersebut.
Lontaran janji
tersebut sering diutarakan, tetapi
hasilnya nihil tanpa bukti. Daripada kami selalu mendapat lontaran janji palsu
para penguasa, lebih baik kami menyalurkan amarah terhadap pemerintah seperti
sekarang, melebarkan sayap jalan bersama sama
yang dianggap sulit dilalui kendaraan besar, bentuk protes penyaluran
aspirasi masyarakat dengan karya nyata sekemampuan masyarakat seputar. Barangkali
hal ini harus dijadikan oleh pemerintah atas tolok ukur keseriusan masyarakat
akan perbaikan jalan jalur wisata. Kami tdak perlu janji, tetapi perlu bukti
yang nyata,” tutur para narasumber di lapangan.
Ka-UPTD Pariwisata Perindagkop dan UMKM Kecamatan
Cijilang, Andang Koswara, S.Sos mengungkapkan, “Memang selang beberapa tahun ke
belakang saat masih masuk wilayah Kabupaten Ciamis, masyarakat telah
mendapatkan janji akan sesegera mungkin ada perbaikan jalan, tetapi sampai saat
ini belum adanya perbaikan jalur jalan wisata tersebut, mungkin masyarakat
menjadi kesal atas janji-janji itu.
Untung saja masyarakat protes tidak melakukan anarkis,
tetapi nafsunya disalurkan dengan pelebaran jalur jalan dan pengurugan pada
yang patal, seperti diutarakan masyarakat memang sering terjadi kendaraan
wisatawan kejeblos karena jalan tidak memadai. Sebagai pihak UPTD hanya
bertugas selaku penarik restribusi dan mengajukan apa yang diperlukan untuk
menunjang kepariwisataan. Sampai saat ini alhamdulillah
target PAD yang ditetapkan selalu terkerjar dan tertutup sesuai dengan
ketentuan. Selayaknya pada pihak pemerintah terkait apa yang diinginkan
masyarakat segera direspon, sebelum terjadi sesuatu hal terjadi untuk lebih
menumbuh kembangkan kembali kepercayaan masyarakat pada pemerintah,” pungkas Andang.
(Rachmat)