Di Kalteng, Perkebunan Rakyat Perlu Penanganan Serius
KUALA PEMBUANG,-- Pada pembukaan kegiatan rapat temu teknis
perkebunan se-Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) di pendopo rumah
jabatan Bupati Seruyan, belum lama ini, Dinas Perkebunan (Disbun) Propinsi
Kalteng memaparkan informasi tentang sejauhmana perkembangan soal perkebunan
yang berjalan atau beroperasi di Kalteng.
Kepala Disbun Propinsi Kalteng,
Rawing Rambang yang turut menghadiri kegiatan pembukaan rapat
temu teknis perkebunan itu, mengatakan, sampai saat ini luas perkebunan di
Kalteng telah mencapai 1.884.260,37 hektar (ha). Luasan itu didominasi oleh
komoditi kelapa sawit seluas 1.411.018,41 ha, disusul karet seluas 448.493,82
ha dan sisanya tanaman kelapa seluas 30.431,81 ha.
Sedangkan kalau berdasarkan
status pengusahaannya, lanjut Rawing, perkebunan rakyat di Kalimantan Tengah
seluas 620.684 ha atau sebesar 32,82% dan perkebunan besar seluas 1.270.841,37
har atau sekitar 67,18%.
“Untuk produktivitas perkebunan
rakyat sampai saat ini masih perlu penanganan secara serius. Karena gambaran
saat ini, untuk produktivitas karet 515,64 kilogram per hektar (kg/ha), disusul
kelapa sawit 2.878,73 kg/ha dan kelapa 631,76 kg/ha. Dimana angka satuan itu
masih jauh dari standar nasional produktivitas yang ditetapkan. Untuk standar
nasional produktivitas karet adalah 1.670 kg/ha, kelapa sawit antara 4000 -
8.000 kg/ha dan kelapa 1.500 kg/ha,” kata Rawing.
Sementara dari sisi perkembangan
perizinan perkebunan besar, hingga Juli 2016 sudah sebanyak 327 unit dengan
luas areal keseluruhan mencapai 3.953.587,058 ha, yang terdiri dari 177 unit
telah operasional dan 150 unit belum operasional. Tambahan lain, telah dibangun
sebanyak 97 unit pabrik kelapa sawit, dua unit pabrik minyak goreng dan empat
pabrikcrumb rubber.
“Jika kita tengok secara
nasional, luas areal perkebunan di Kalimantan Tengah ini berada diurutan
keempat setelah Propinsi Riau seluas 3,1 juta hektar, Sumatera Selatan seluas
2,2 juta hektar dan Sumatera Utara seluas 2,1 juta hektar,” urai dia.
Namun dari segi komposisi
perkebunan rakyat, jelas Rawing, dari Propinsi Riau, Sumatera Selatan dan
Sumatera Utara, komposisi perkebunan rakyatnya justru lebih besar dari
perkebunan besar yang berada di tiga propinsi tersebut. Sehingga kesejahteraan
petani yang digambarkan dengan Indikator Nilai Tukar Petani (NTP), perkebunan
relatif lebih tinggi disbanding NTP perkebunan propinsi Kalteng per 30
September 2016 yang hanya sebesar 92,39 persen.
(Gan)