Nihil, Gizi Buruk dan DB di Seruyan
KUALA
PEMBUANG, -- Sejak awal 2014 hingga sekarang,
laporan kasus penderita gizi buruk yang umumnya diderita oleh balita dan
anak-anak di Kabupaten Seruyan masih (nihil). Terkait pencegahan akan munculnya
kasus gizi buruk, Dinas Kesehatan (Dinkes) Seruyan terus berupaya melakukan
penanggulangan pencegahan. Salah satunya, selain mengaktifkan kembali Posyandu
di seluruh kecamatan, juga meningkatkan kemampuan petugas dalam manajemen dan
pelaksanaan tata laksana gizi buruk.
“Kita juga merutinkan sosialisasi
terus-menerus terkait masalah nyamuk demam berdarah, baik melalui tenaga
kesehatan maupun aparatur pemerintah baik ditingkat kecamatan maupun desa,
serta perbaikan dan melengkapi prasarana yang masih kurang di fasilitas
kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan, Mahdiansyah di Kuala
Pembuang, belum lama ini.
Sampai saat ini, pihaknya masih belum
menerima adanya laporan kasus gizi buruk maupun kasus demam berdarah yang
didapati di wilayah Seruyan. Baik dari pihak Puskesmas ataupun masyarakat
secara langsung. Pada tahun 2013 lalu, jumlah kasus gizi buruk tercatat
sebanyak sembilan kasus. Enam kasus di antaranya terdapat di Kuala Pembuang I
Kecamatan Seruyan Hilir, dan sisanya terdapat di Asam Baru Kecamatan Danau
Seluluk.
"Sebenarnya ada beberapa faktor yang
menyebabkan munculnya gizi buruk atau adanya nyamuk demam berdarah, Selain
disebabkan masalah kesehatan dan lingkungan atau kubangan rumput liar dan bekas
pengerukan dari tambang pasir menjadi kolam yang di sebab kan air nya tidak
mengalir ,terkait untuk penyebab faktor gizi buruk seperti kemiskinan. Sehingga
dari faktor kemiskinan itu menyebabkan kurangnya ketersediaan pangan di rumah
tangga dan pola asuh anak menjadi keliru,” tuturnya.
Kondisi kemudian mengakibatkan kurangnya
asupan gizi dan balita sering terkena infeksi penyakit. Terlebih faktor
lingkungan dengan sanitasi tempat tinggal yang buruk. “Disamping menyangkut
masalah nyamuk demam berdarah adapun
untuk kita mengatasi cara sederhana dengan menggunakan
kelambu,lingkungan bersih,menutup genangan air, atau dengan cara alternatif
lain nya membersihkan kubangan semak-semak belukar. ini menjadi perhatian
serius dari Dinkes. (GAN)