Rehab Pengembangan BBIS Air Satan Mengalami Kerusakan?
MUSIRAWAS, PATROLI
Keterangan foto: "Terlihat pemasangan pipa saluran air yang cuma tergeletak dalam selokan/siring yang kini kondisi sambungannya sudah ada yang lepas"
Di tahun 2014, melalui
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sumatera Selatan, dilaksanakan pekerjaan pemgembangan
fasilitas BBIS (Balai Benih),
yang berlokasi di Air Satan, Kecamatan
Muara Beliti, Kabupaten Musirawas, dengan pagu anggaran Rp445.500,000,-, yang
dikerjakan oleh CV. Syafira, diduga proyek baru selesai dikerjakan sudah
mengalami kerusakan.
Hal demikian,
berdasarkan hasil investigasi di lapangan
Patroli bersama awak media lain, minggu lalu, menyebutkan bahwa dalam kegiatan
itu ditemukan terdapat kejanggalan,
yang mana terlihat kondisi proyek ini sudah mengalami kerusakan, di antaranya, plafon sudah mengelupas, lantai teras sudah
pecah-pecah, bahkan pemasangan pipa saluran air yang cuma tergeletak dalam selokan/siring yang
kini kondisi sambungannya sudah ada yang lepas.
Selain itu, NI (45),
yang mengaku sebagai pekerja di Balai Benih, saat ditanya wartawan, minggu
lalu, mengatakan, proyek ini dikerjakan di bulan puasa, selesai usai lebaran
tahun 2014 lalu. Pekerjaannya yang diri tahu meliputi rehab bangunan tempat
mengawinkan induk ikan, ukuran bangunan
panjang 4 meter dan lebar 5 meter, ganti
atap, ganti plapon, mengecat termasuk menambah bangunan setinggi 1 meter, ada juga
pemasangan coran untuk menaruh 3 tedmon (penampung air) baru berukuran dan pekerjaan lainnya seperti pemasangan pipa pada
saluran siring untuk mengairi kolam sepanjang kurang lebih 50 meter.
Masih menurut NI, pada waktu pelaksanaan kegiatan ini mulai dari
tenaga inti sampai tenaga tukang dan kenek di desa Air Satan semuanya dari
Palembang. Begitu juga dengan papan merk
proyek selama proyek ini berjalan sampai selesai tidak ada.
Ketika ditanya, berapa
nilai proyek ini, dirinya mengatakan anggarannya hampir setengah miliar,dan
untuk pemborongnya berasal dari palembang. “
Yang bekerja di proyek ini mulai dari pekerja sampai ke pemborongnya semuanya
dari palembang. Untuk petugas dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan yang
sering mengontrol proyek ini namanya pak Fuad. Kemudian, kalau dilihat dari
nilai anggaran proyek ini tidak sebanding hasil pekerjaannya, kenapa, karena
proyek ini bukan bangunan
baru, tapi direhab saja. Bahkan yang lebih anehnya lagi pipa saluran air untuk
kolam yang sudah diperbaiki saat ini tambah tidak lancer,” ungkapnya.
Disamping itu, terkait
permasalahan ini, pihak PPTK, Pengawas
maupun Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan, sampai
berita naik belum bisa dikonfirmasi. (Toni)