Pasca Ibadah Haji, Dugaan Pungli di Kemenag BU Dipertanyakan
BENGKULU UTARA, PATROLI,-- Berkisar 135 jamah haji
pada tahun 2015 untuk Kabupaten Bengkulu Utara (BU) diberangkatkan. Namun,
pascakepulangan mereka dari Tanah Suci, menimbulkan tanda tanya publik usai kegiatan yang
dilaksanakan oleh Kemenag Kab. BU tersebut.
Dalam penelusuran PATROLI, pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Kemenag BU tersebut, diduga ada punglinya. Menurut sumber PATROLI, di
antaranya pada pembelian baju, kacu,
bendera serta uang kursi dan uang
transportasi. Di mana per orangnya mengeluarkan sebesar Rp 705.000,00 yang
dibagi menjadi 2 potong baju Rp 625.000,00, uang kursi Rp 60.000,00 dan uang
transport/angkat koper Rp 20.000,00. "Hanya itu saja seingat saya yang
saya bayarkan, selebihnya gak ada, mas," tutur sumber.
Saat ditanya kuitansi pembayaran uang tersebut, diakuinya
memang menggunakan kuitansi. Namun,
sejak kepulangan dari menunaikan ibadah haji, tidak tahu lagi di mana
bukti kuitansi tersebut. "Sudah gak ingat lagi, mas, di mana saya taruh
bukti kuitansinya, seingat saya besarnya Rp 705.000,00,” jelasnya.
Lalu, PATROLI menemui Kepala Kemenag BU, Bustasar dan
dirinya mengakui hal tersebut, namun persolan itu sudah lama diselesaikan. Saat
itu dikoordinir oleh jamaah juga, tetapi
persoalan tersebut menuai sebagian kritik dari para jamaah, kemudian uang
tersebut dikembalikan. “Selepas itu, tidak ada persoalan lagi. Saya tahu siapa
yang keberatan dan memberikan informasi ini kepada wartawan,” katanya.
Namun, saat ditanya wartawan siapa orangnya, ia enggan untuk
mengatakannya. “Silahkan saja ungkap persoalkan
ini, namun bila tidak terbukti maka saya
akan tuntut balik," ancam kepala kemenag saat dikonfirmasi PATROLI. Ditambahkannya,
saat itu memang ada jamaah yang komplen,
namun uangnya sudah dikembalikan dan
tidak ada masalah. Saat itu yang mengkoordinir adalah Pak Budi Raharjo, salah
satu jamaah yang berangkat. “Jadi,
masalah pungutan uang tersebut tidak ada urusan dengan saya. Hal itu sudah diselesaikan
dengan Pak Budi,” katanya.
Ketika PATROLI akan menemui Budi Raharjo, ternyata yang
bersangkutan tidak ada di tempat. Menurut staf TU di kantornya, Budi Raharjo di
kantor ini masih baru, dan pindahan dari mana ia tidak tahu. "Memang di
kantor ini, kadang ia dinas, tapi kadang
gak. Jadi, gak tahu juga jadwal masuknya di Kantor DKP, mas,” terang staf TU.
Saat ditanya PATROLI terkait uang transportasi, Kepala Kemenag,
Bustasar menyatakan uang transportasi sebesar Rp 20.000,00 itu mungkin saja diberikan para jamaah sebagai ucapan terima kasih, namun ia tidak
tahu persolan itu. “Masalah tranportasi
semuanya diurus pemda, yaitu di Bagian
Kesra. Silahkan saja tanya langsung ke Kesra,” ujarnya.
Namun, saat dikonfirmasi, mantan Kabag Kesra,
Suryadi melalui telepon genggamnya mengatakan, untuk kegiatan haji tahun 2015, Kesra hanya sebatas
menyediakan tranportasi dan makan untuk para jamaah saat itu. Dirinya membantah
terkait pungutan uang transpotrasi senilai
Rp 20.000 itu. "Kami hanya menyediakan transportasi serta makan. Kami
tidak pernah meminta uang tranportasi dalam pelaksanaan haji dan/atau uang apa pun namanya," imbuhnya. (SR77)