Peringatan Hari Guru di Kec. Sidomulyo: KUPT Pendidikan ”70 Tahun HUT PGRI Perlu Revolusi Mental”
LAMPUNG, PATROLI,-- Dalam rangka memperingati Hari
Guru, Suwandi, S.H. selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Kec.
Sidomulyo, Lampung mengatakan PGRI ada karena adanya guru. Jadi, ada guru, baru
ada persatuannya. Bukan ada PGRI baru ada gurunya. Ada guru dulu, baru ada
PGRI, baru PGRI bersolidaritas. “Hari ini merupakan hari evaluasi yang mana
kita melaksanakan kegiatan yang sifatnya luar biasa. Jadi, peringatan itu sama
dengan mengevaluasi kinerja kita di bidang pendidikan. Kalau guru 60 tahun
sudah pensiun, berarti itu usia pendidikan kita,” ucapnya.
Guru itu yang digugu
dan ditiru, imbuhnya. Kalau gurunya tukang ngobrol, dirinya yakin muridnya lari sana lari sini. Jadi,
tolong 70 tahun kita merayakan Hari Ulang Tahun maka perlu revolusi mental.
Tadi, yang saya sampaikan itu luar biasa, tapi bapak ibu tidak memperhatikan,
dianggap angin lalu masuk telinga kanan
keluar telinga kiri. Kalau istilah
pantunnya Jaka Sembung bawa golok yang keliatannya nyambung tapi goblok. “Contohlah
Ki Hajar Dewantara, sekian puluh tahun lalu berharap sekolah itu seperti taman,
yang namanya taman itu menyejukkan, indah dan pasti menyenangkan. Pertanyaannya
sudahkah sekolah kita seperti taman? Kalau sudah, kenapa anak-anak kita tidak
bahagia, kenapa guru-guru kita susah diatur. Jadi, contohlah Ki Hajar Dewantara
selaku Bapak Pendidikan,” ungkapnya.
Dari UKG yang telah dilaksanakan, ternyata nilai yang
didapat di bawah 4. Oleh karena itu, pihaknya berharap belajar, belajar, dan
belajar karena sebagai seorang pemimpin akan diikuti kebaikannya. “Yang saya
apresiasi guru SMA Negeri yang luar biasa, walaupun sebagai guru honor, tapi di
UKG-nya mendapat nilai 8,.. Ini luar biasa, kita yang sudah diberi fasilitas
sertifikasi 4,5 tahun tidak memperhatikan, tidak mengevaluasi diri kita,”
ujarnya.
Untuk ke depannya, sertifikat yang didapat dari Unila itu
akan menjadi tolok ukur layak tidaknya
menjadi seorang guru. “Seharusnya, kita malu kepada junior kita yang
hanya sebagai guru honor mempunyai nilai yang tinggi,” ujar KUPT.
Acara dilanjutkan dengan pemberian cinderamata kepada kepala
sekolah yang telah purna bakti, yaitu Sakiran, S.Pd. , Sukman, S.Pd. , Made, S.Pd.
serta pemberian tali asih sebagai penghargaan kepada Jumirah yang sudah 40
tahun mengabdi sebagai guru honor. Acara juga dimeriahkan dengan lomba tumpeng
yang diikuti SDN, SMPN, SMAN, dan sekolah swasta. Dari hasil penilaian,
juara ke-1 SDN 2 Beringin Kencana, juara
ke-2 SMKN Rawa Selapan, juara ke-3 Gugus Raden Intan. (Andy)