Ketua Komisi V Berharap Regulasi PPDB 2017 Berjalan Lancar
BANDUNG,-- Komisi
V DPRD Jabar menilai ada puluhan SMK Swasta di Jabar yang tidak memilliki
saranaprasarana untuk praktek siswa. Hal ini tentunya dapat menghambat proses
belajar mengajar karena pembelajaran di SMK itu, sangat membutuhkan
saranaprasarana praktek. Untuk itu, Komisi V DPRD Jabar minta pihak Dinas Pendidikan
Jabar untuk melakukan pendataan dan merevaluasi terhadap sekolah yang kurang
tersebut.
Menurut Ketua Komisi V DPRD Jabar, H.Syamsul Bachri,S.H, M.H, dalam beberapa kali kesempatan melakukan peninjauan ke lapangan, cukup banyak melihat sekolah
SMK Swasta yang serba kekurangan dalam saranaprasarana. Hal ini, tentunya sangat merugikan siswa dalam belajar terutama
saat akan melakukan praktek. “Kan
SMK itu, belajar teorinya 40 % dan 60 % praktek. Sekolahsekolah SMK yang minim
saranaprasarana, harus segera di data dan di reevaluasi, jangan sampai siswa
dan orang tua siswa merasa dibohongi dan dibebani biaya akibat setiap akan
melakukan praktek menumpang di sekolah lain.”
Hal ini jangan dibiarkan berlarutlarut, ujar Syamsul pekan kemarin.
Cukup banyaknya, sekolah SMK swasta yang kurang sarana prasarana, hal ini
terjadi karena dulu orang gampang membentuk, membangun sekolah tanpa diikuti
dengan sarana dan prasarana yang cukup. Untuk itu, sekolahsekolah (SMKred)
yang sekiranya tidak mencukupi sarana dan prasarananya, harus di-merger saja dengan Sekolah
yang lain.
Diungkapkannya,
harusnya SMK itu punya sarana cukup, fasilitas yang cukup sehingga SMK itu
betulbetul sekolah yang memberikan pelajaran praktek yang cukup. “Jangan ketika praktek sarana
dan prasarana gak ada !. Kalau SMK Negeri, memang itu tanggungjawab pemerintah
dalam memenuhi saranaprasarna pendidikan, tapi kalau sekolah swasta itu, kita
hanya bisa bantu dalam bentuk hibah.”
“Yang
namanya hibah itu tidak bisa dibantu setiap tahun. Untuk itu, sekiranya sekolah
SMK yang memenuhi standar minimal jalan, teruskan. Tapi bagi SMK yang tidak
memenuhi sebaiknya diberhentikan saja atau dimerger, supaya ada sesuatu yang
betulbetul tercapai dari tujuan SMK itu,” harapnya.
Syamsul juga menegaskan, kalau hanya sekedar bangun gedung,
orang masuk, begitu akan praktek sarana gak ada, pertama itu kebohongan publik,
kedua jangan memberikan harapan kepada anak posisi iniposisi itu, kalau
ternyata sarana prasarananya gak ada, karena pada saatnya giliran praktek
anakanak lain masih di selolah ini diluar kemanamana.
“Saya berharap Disdik melakukan evaluasi itu, itu penting,
kalau (SMK) negeri tinggal meningkatkan metodologi cara prakteknya, kita bisa
lihat itu ke lapangan. Hal ini penting, Supaya harapan masyarakat betulbetul bisa
jadi kenyataan.” tandasnya. (KUS)