Indonesia Darurat Narkoba dan Teroris
BANDUNG, -- Wakil
Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat,
Haris Yuliana menghadiri Pelantikan PW Badan Ansor Anti Narkoba (BAANAR) Jawa
Barat, dan menjadi narasumber pada Seminar Anti Narkoba dengan tema Pertahanan
Negara Melalui Generasi Muda Jawa Barat Yang Bebas Dan Bersih Dari Narkoba, di
Sekretariat PW NU Jawa Barat Jalan Terusan Galunggung, Kota Bandung, Rabu
(9/8).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jawa
Barat Siti Aisyah Tuti Handayani yang juga sebagain Ketua KNPI Jawa Barat, dan
Ketua BAANAR Nasional Iddy Muzayyad.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Haris Yuliana mengapresiasi hadirnya Badan
Ansor Anti Narkoba (BAANAR) Jawa Barat yang turut andil membantu pemerintah
dalam memerangi bahaya narkoba. "Ini kita harus apresiasi, saya berharap
seluruh elemen bangsa ini bisa berkiprah dan kita akan apresiasi secara
kuat" ucapnya.
Lebih lanjut Haris menjelaskan, status darurat narkoba di Indonesia
kini perlu dipahami sebagai peringatan bagai seluruh elemen bangsa. Karena hak
tersebut dapat berdampak pada ketahanan sosial masyarakat, dan akan sangat
membahayakan bagu keamanan negara. "Paling penting dipahami bahwa kita
sekarang mengalami darurat narkoba dan darurat teroris juga. Besarnya bahaya narkoba
ini sudah kita lihat ini sudah mulai mengganggu pada ketahanan tatanan sosial
kita dan ini akan berbahaya kepada tatanan keamanan negara" jelasnya.
Dengan jumlah pertumbuhan peredaran yang terus menigkat dari
tahun ketahun, terhitung dari tahun 2016 peningkatan angka peredaran narkoba
mencapai 40% dari tahun sebelumnya. Dan angka tersebut mungkin akan mengalami
peningkatan pada tahun ini. "Kita
hari ini belum mampu untuk menghilangkan kekuatan mafia narkoba di Indonesia,
peredaran narkoba di Indonesia sangat dahsyat hampir 40% di tahun 2016 dibanding
tahun 2015, dan mungkin akan lebih besar lagi pertumbuhannya di tahun 2017
ini" ujarnya.
Dari angka tersebut, ia menganggap bahwa hal tersebut adalah sebuah peringatan bagi
bangsa ini. Ia berharap pemerintah dalam waktu dekat akan melahirkan Perpu terkait
narkoba. "Ini adalah warning bagi kita, bahkan mungkin kita berpikir ada
Perpu tentang narkoba akan bagus" tandasnya.
Sementara itu,
Ketua BAANAR Jawa Barat Tatang Suhara mengatakan, pihaknya akan membantu
pemerintah dalam memerangi peredaran dan bahaya narkoba sesuai dengan program
kerja yang telah disiapkan oleh BAANAR Jawa Barat. "Kita akan membantu pemerintah dalam segi pencegahan dan
kita mempunyai program kerja terkait pencegahan, advokasi" katanya.
Hadirnya BAANAR memerangi narkoba sudah menjadi tradisi
turun temurun. Selain melakukan pencegahan melalui sosialisasi-sosialisi di
masyarakat, pendekatan yang dilakukan secara religi digunakan BAANAR dalam
merehabilitasi para pengguna zat haram tersebut. "Kita menggunakan basic pesantren untuk metode
rehabilitasi, seperti yang sudah dilakukan di Pesantren Suryalaya
Tasikmalaya" ujarnya.
Tatang berharap, dalam usaha memerangi narkoba ini dapat
dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat."BAANAR hadir sebagai pelengkap
lembaga-lembaga yang fokus dalam memerangi peredaran narkoba untuk secara
bersama-sama memantau dan memutus peredaran narkoba dimasyarakat. Karena
masyarakat adalah aset negara" pungkasnya. (KUS)