Film Alat Komunikasi Efektif Saling Mengenal
BANDUNG, PATROLI
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan kebudayaan, suku, agama. Untuk itu oerlu alat komunikasi untuk mengikatnya secara langsung. Salah satunya melalui film, ujar Director Indinesia Ethnographic Film Festival (IEF - Fest) Franki Raden Ph.D kepada awak media belum lama ini di Kampus UI Depok.
Film, katanya, dapat menjadi alat yang efektif untuk saling menyampaikan masalah - masalah yang mendasar. Dengan dasar itu pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan UI menyelenggarakan IEF-Fest 2016.
Tujuannya, menyediakan wadah Internasional bagi semua genre film dokumenter, film seni atau drama dan di luar semua itu yang menggarap masalah sosial, budaya, agama dan politik segenap suku bangsa di daerah - daerah atau negara mereka.
Untuk kepentingan itu, panitia mengundang para pembuat film etnografi di nusantara dan mancanegara mengirimkan karya-karya terbaik adalah dari Papua, Aceh, NTT, Toraja, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Jawa Barat sendiri. Mereka berharap dapat jadi pemenang dalam festival dengan kategori film cerita, seni dan dokumenter.
Franki Raden mengemukakan, selain festival, juga diadakan seminar dan workshop. Dengan demikian akan lebih mengenalkannya. Seminar sendiri mengundang pembicaranya dalam berbagai latar belakang seperti produser, sutradara, ilmuwan, kritikus film dan perancang program di media televisi. Sedangkan workshop diadakan guna membekali para pembuat film etnografi dengan oengetahuan dan teknik yang diperlukan guna menjadi profesional di bidang film ini.
"Harapan kami, kata Franky Raden, para pembuat etnografi dapat tumbuh subur di lingkungan kampus mengingat film etnografi belum terlalu dikenal di Indonesia. Di luar negeri, banyak oembuat film etnografi yang tertarik dengan keunikan budaya nusantara.
Ia menjelaskan, IEF Fest 2016 juga memutar film-film etnografi dari luar yang berbicara tentang budaya Indonesia seperti "Street Punk Banda Aceh" karya Maria Bakkalapulo dari BBC dan "Global Metal" karya karya Sam Dunn dari Kanada.
Ini, katanya, menunjukan minat para pembuat film asing ternama telah membuktikan kekhasan budaya Indonesia dan film etnografi yang bertema Indonesia memiliki pasar di dunia internasional. "Peluang inilah yang kelak dapat direbut oleh mereka yang menggeluti film etnografi di Indonesia ", tegasnya. [elly]