Taman Kota Banjar Jadi Sarang Esek-esek?
Apa Kata Dunia,
Taman Kota Banjar
Jadi Sarang Esek-esek?
BANJAR,
PATROLI
Wali Kota
Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, SIP, M.Si sebagai orang nomor satu di Kota Banjar tercinta,
patut diacungkan jempol kali ini. Dengan
pengawalan yang tak begitu ketat,
senda guraunya pun tampak mengalir bersama para wartawan. Sedikit gerimis dan gelapnya
malam, tak membuat Hj. Ade Uu Sukaesih bersama
Kasatpol PP, Yayan Herdiaman, SH, mengurungkan
niatnya untuk jalan-jalan bersama rekan media mengunjungi taman-taman kota di wilayah Banjar.
Tentu saja yang katanya dan menurut laporan warga masyarakat bahwa taman kota tersebut
selalu dipakai sebagai sarang esek-esek.
Wali
Kota Banjar pun spontan mengucapkan astagfirulloh aladzim sembari mengusap-ngusap
dada tatkala memergoki beberapa pasangan remaja tengah bermesum ria, tepatnya
di taman kota di bantaran Sungai Citandui
di belakang Kantor DPD Golkar, sementara
ke arah barat tampak Kantor Pengolahan Air Minum dan rangkaian Kantor Islamic Center.
“Saya
sangat prihatin dengan keadaan ini
karena taman kota diperuntukkan
memperindah kawasan kota, di samping sarana ruang terbuka hijau untuk
warga. Jadi, bukan tempat untuk berbuat
mesum," ungkap Ibu Wali Kota dengan
nada kesal.
Para wartawan
segera memburu pasangan yang tengah berbuat mesum tersebut, bak
memburu babi hutan. Pasangan-pasangan
remaja itu pun kocar-kacir dan pontang-panting berlari untuk menyelamatkan diri
masing-masing. Hanya satu yang tertangkap berikut barang bukti kondom yang
mungkin dibuang begitu saja oleh pelakunya. Demikian dipaparkan warga masyarakat yang kebetulan menyaksikan
kehadiran para wartawan yang mengiringi langkah Wali Kota Hj. Ade Uu
Sukaesih.
Di
tempat terpisah, perwakilan RT setempat yang merangkap keamanan lingkungan Parung Lesang,
Aang Memed mengatakan pihaknya sudah merasa capai ngabuburak barudak unggal usik hampir
unggal peuting ngusiran pasangan
remaja muda mudi yang
terlihat melakukan hal-hal yang agak
aneh di taman kota itu. “ Di mana
bersama pasangannya melakukan hal mesum.
Piraku kudu di baledog mah,” ungkapnya.
Sebagai warga masyarakat Parung Lesang yang
ikut peduli, tambah Aang Memed, dirinya
berharap kepada penegak Perda,khususnya Salpol PP untuk rutin berpatroli ke wilayah
yang dianggap sangat rawan seperti taman kota di bantaran Sungai Citandui, di belakang Kantor DPD Golkar sampai Islamic Center dan
sepanjang jalan belakang Terminal Banjar
menuju Kantor Dinas Perhubungan Kota Banjar. “Karena areal
tersebut kerap gelap gulita tanpa
penerangan listrik ditambah pepohonan
yang rindang yang tidak pernah
dipangkas oleh dinas terkait. Kami mohon
kepada Dinas DCKTLH Kota Banjar agar pepohonan di belakang Terminal Banjar segera dipangkas. Di mana rindangnya pepohonan
yang tanpa penerangan dimanfaatkan pemadu cinta sebagai sarang maksiat
para remaja penggemar esek-esek dan berbuat mesum,” beber Aang Memed.
Menurut
Aang Memed, bukan hanya malam Minggu
saja, yang jelas asalkan cuaca mendukung dan
tidak hujan, pasti ada saja
kegiatan esek-esek dan maksiat yang
terjadi di sana. “Kami mohon kepada Wali
Kota Banjar beserta jajarannya, khususnya
penegak Perda yang tentunya Satpol PP, untuk lebih tegas, selektif dan preventif
dalam mengantisipasi hal yang terjadi. Kami
berharap pasanglah lampu penerangan di belakang Terminal Banjar,” ujarnya.
Ditambahkannya,
sebagai warga masyarakat Kota Banjar pada umumnya, begitu pun atas nama orang tua, tidak berharap hal ini terjadi lagi dan akhirnya menanggung derita penyesalan. “Mari selaraskan
dengan motto Kota Banjar, Iman dan Taqwa. Demi tidak tercorengnya nama Kota
Banjar tercinta ini. Apa kata dunia bila Kota Banjar menjadi sarang esek-esek?,”
imbuhnya. (Jaja Hanaedi 898/PATROLI)