Pimpinan DPRD Terima Kunjungan Dubes Singapura
BANDUNG,-- Pimpinan
DPRD Provinsi Jawa Barat, Haris Yuliana dan Abdul Harris Bobihoe beserta Ketua
Komisi I, Syahrier didampingi Sekretaris DPRD, Daud Achmad menerima kunjungan
Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar (5/10) di ruang kerja Ketua
DPRD Provinsi Jawa Barat.
Duta Besar Singapura yang berkunjungan ke DPRD Provinsi Jawa
Barat yang berkunjung ke DPRD Jabar untuk yang ketiga kalinya ini kembali berbicara mengenai kerjsama antara Pemprov
Jabar dan Pemerintah Singapura yang perlu untuk ditingkatkan lagi.
Pada kunjungannya kali ini, Anil Kumar mendapatkan penjelasan
mengenai kondisi Jabar terkini termasuk situasi ekonomi dari Wakil Ketua Haris
Yuliana dan Abdul Harris Bobihoe.
“Kondisi perekonomian di Jawa Barat relatif baik, bahkan pertumbuhan
ekonominya di atas rata-rata nasional,” jelas Haris Yuliana.
Menganggapi pertanyaan mengenai turunnya daya beli masyarakat,
Haris mengatakan, di
Jawa Barat hal tersebut tidak begitu signifikan. Memang menurut Haris, ada yang
mengalami penurunan namun di sisi lain juga ada kenaikan.
Sementara itu,
terkait prioritas pembangunan di Jawa Barat saat ini , sebagaimana yang ditanyakan oleh Dubes
Singapura, Bobihoe menjelaskan,
saat ini prioritas pembangunan di Jawa Barat adalah infrastruktur selain
ekonomi dan pendidikan.
“Kita sedang menyelesaikan pembangunan BIJB di
Majalengka, Insya Allah tahun 2018 sudah bisa digunakan.“
Meskipun,
menurut Haris menambahkan, baru-baru ini DPRD Provinsi Jawa Barat mendapatkan
kabar pemerintah pusat membatalkan bantuan senilai Rp350 milyar sebagaimana
yang dijanjikan. “Tapi kami akan berusaha hal tersebut tidak mengganggu
penyelesaian bandara BIJB,” tegas Haris.
Jawa Barat sendiri saat ini memang sedang membutuhkan
penambahan panjang jalan, termasuk jalan tol, pengaktifan jalur kereta api sehingga
diharapkan dengan memadainya sarana infrastruktur perhubungan akan memperlancar
arus barang.
Menanggapi hal ini, Anil menambahkan bahwa memang persoalan
konektivitas atau ” keterhubungan” ini sangat penting termasuk bagi sektor
pariwisata. “Pariwisata itu sebenarnya tidak rumit yang penting ada
connectivity.”
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi I, Syahrier mengharapan untuk semakin mempererat
hubungan kedua pemerintah mengharapkan adanya kerjasama MoU seperti beberapa
kerjasama “Sister City” yang sudah dilakukan Pemprov Jabar dengan beberapa negara bagian di Tiongkok dan Rusia, Jepang,
Maroko dan negara lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Anil mengatakan,
terkait kerjasama investasi yang dilakukan negaranya yang menjadi perhatian
adalah masalah regulasi upah minimum serta buruh yang tidak militan. “Itu yang
menjadi faktor penting bagi kami.” (KUS)