Di SMAN 1 Ciwaringin Diduga Ada Pungli

CIREBON PATROLI,-- Biasanya, hanya arisan yang memungut uang sebelum dikocok. Namun di sekolahan yang satu ini, juga ada pungutan uang kepada murid-muridnya, dalihnya untuk membangun WC umum.
Pungutan liar (pungli) ini cukup besar, per murid dikenakan Rp.200 ribu dari kelas X sampai kelas XI dengan jumlah murid kurang lebih sekitar 550 murid. Bisa dibayangkan berapa ratus juta dana tersebut terkumpul.

Pungutan itu diduga terjadi di SMAN 1 Ciwaringi, Cirebon, Jawa Barat. Beberapa orang tua mengeluhkan banyaknya pungutan di sekolam menengah tersebut. Bahkan, pada saat penerimaan siswa baru, yang nilai rata-ratanya kurang memenuhi syarat maka pihak sekolah kembali melakukan pungutan jika ingin diterima di sekolah tersebut.
Besaran pungutan tersebut bervariasi, mulai Rp.800.000 sampai Rp. 2.700.000. Angka ini dikalikan jumlah anak yang tidak memenuhi nilai rata-rata kurang lebih 40 murid.
Padahal, jika berbicara procedural, kalau tidak memenuhi syarat nilai rata-rata pihak sekolah seharusnya menolak.
Pihak SMAN 1 Ciwaringin, Tabroni, S.Pdi mengaku pungutan Rp.200.000 itu komite yang menggelar rapat. “Saya tidak tahu. Coba Anda konfirmasi dengan ketua komite, Pak  Mudrika. Dan untuk pungutan murid baru yang nilainya dibawah rata-rata, kami pihak sekolah tidak pernah memungutnya,” katanya.
Meski demikian, ada wali murid yang merasa keberatan dengan adanya pungutan tersebut.Jika sekolah yang berlabelkan negeri masih melakukan pungutan, maka dana BOS yang diberikan oleh pemerintah untuk pendidikan dibawa kemana? Belum lama ini sekolah tersebut mendapatkan DAK sebesar Rp.234.988.000 dengan volume 1 lokasi per 4 kelas,” ujar sumber yang meminta tidak disebutkan namanya.

Ia menyayangkan, jika pendidikan diwarnai pungli terhadap murid-muridnya, maka sangat bertolak belakang dengan program pemerintah yang membebaskan administrasi untuk pendidikan. “Nyatanya masih ada sekolah yang melakukan pungli. Maka dari itu, kami berharap pihak terkait segera melakukan tindakan tegas atau sanksi supaya tidak terjadi di sekolah-sekolah lainnya,” tandasnya. (Tim)
Powered by Blogger.