M. Arifin, “Berita Proyek JIAT, Tolong yang Baik-baik”

LUBUKLINGGGAU, -- Usai konfirmasi soal proyek JIAT (Jaringan Irigasi Air Tanah) dangkal, M. Arifin, Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Tanaman Pangan,Perkebunan dan Kehutanan (DTPPK)  Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, meminta tolong berita yang bagus saja. “Silahkan berita, tapi tolong buat beritanya yang baik baik saja “, ujarnya memohon.

Dikatannya, jumlah dana keseluruhan proyek ini Rp  1,5 miliar tersebar di 20 lokasi kelurahan dan kecamatan yang berbeda dalam wilayah Kota Lubuklinggau. Sementara anggaran untuk  lokasi berbeda dari Rp. 73.000.000, sampai Rp.78.000.000  dan semua proyek sudah selesai dikerjakan.“Proyek ini berdasarkan usulan dari kelompok tani. Artinya bukan kelompok tani yang ngerjakannya sesuai petunjuk tekhnis proyek tersebut dikerjakan oleh rekanan,” terangnya.

Dijelasknnya, pekerjaan proyek JIAT yakni  pekejaan sumur bor, pembelian  mesin diesel berbahan bakar solar berkapasitas 8-10 PK, rumah pengaman mesin, bak penampung dari drum. “Untuk pengerjaan sumur bor dianggarkan dalam setiap lokasi Rp 10 sampai  Rp 14 juta dan untuk pembelian mesin diesel dianggarkan Rp 10 Juta,” ujarnya.

 Ditambahkannya, tujuan JIAT adalah ketika areal persawahan petani kesulitan air pada saat musim kemarau,  petani bisa menggunakan sumur bor untuk mengambil sumber air guna mengairi sawahnya supaya tetap bisa bercocok tanam. ‘’Proyek tersebut dibuat untuk memudahkan petani mengambil sumber air ketika musim kemarau bagi areal sawah yang sulit air, ” jelasnya.

Berdasarkan pantauan  wartawan, saat melihat di beberapa lokasi proyek yaitu di Kelurahan Air Temam, Kec.  Lubuklinggau Selatan II tersebut, terdapat bangunan JIAT dekat areal sawah dengan peralat lain seperti  mesin diesel penyedot air sumur bor bermerk TONG FUNG, posisi  pipanisasi dari sumur bor tidak sampai ke areal persawahan maupun ketempat pembagian air ke sawah.

Sholeh, anggota Kelompok Tani Sejahtera, Kel.  Air Temamsaat ditanya PATROLI belum lama ini  mengatakan, soal proyek JIAT dirinya dan anggota lain kaget, tahu-tahu proyek ini sudah dipasang disini, karena kelompok tani tidak ada mengusulkan kepada pihak Dinas  Pertanian untuk proyek itu.”Jadi, yang ngerjakan proyek itu pemborong, bukan kelompok tani, sehingga pada saat pengerjaan proyek ini  tidak ada warga sini yang diajak kerja, semua orang dari luar, “ ujarnya.


Guna melakukan perbandingan jumlah dana yang telah digelontorkan dengan keadaan fisik bangunan, wartawan PATROLI  bersama awak media lainnya  mencari referensi tentang harga-harga dalam setiap pengerjaan proyek ini. Hasilnya, untuk mesin Diesel Merk TONG FUNG dalam wilayah Kota Lubuklinggau, harganya berkisar Rp 4 sampai Rp 5 Juta/unitnya. Bahkan Merk tersebut susah dicari di toko-toko penjual. Sedangkan  pengeboran sumur bor dengan kedalaman 14  meter harga Rp 5 juta dan 30 meter harga Rp 7 juta  serta pengerjaan rumah pengaman berkisar Rp 12 Juta. (Toni)
Powered by Blogger.