Proyek Milyaran Rupiah Sia-sia? Talud Sepanjang 27 M Amblas dan Jalan Kembali Berlumpur
MUSIRAWAS, -- Tahun 2015 lalu, di Desa Ketua Jaya, Kecamatan Muara Beliti, Kabupeten Musirawas, Propinsi Sumatera Selatan, terdapat proyek pembangunan tembok penahan tanah (talud) dan proyek pengaspalan jalan. Tapi, sangat disayangkan, proyek di desa tersebut baru berumur satu tahu, tapi kini kondisinya rusak parah.
Sekitar 500 m bangunan talud yang baru selesai dibangun, kini kondisinya rusak parah, terlihat sekitar sepanjang 27 m dan tinggi 2 m kondisi talud patah dan amblas, bahkan nyaris ambruk. Termasuk proyek jalan dengan lebar 3 m dan panjang sekitar 1000 m yang juga selesai dikerjakan, kini juga mengalami rusak parah dan berlumpur.
“Kedua proyek tersebut dibangun di desa kami di satu tempat pada tahun 2015 lalu, dengan jumlah dana milyaran rupiah. Namun, proyek ini belum berumur satu tahun, sudah rusak parah, seperti halnya bangunan talud banyak yang mengalami keretakan parah dan sekitar sepanjang 27 m patah dan amblas sehingga hampir ambruk. Begitu juga proyek pengaspalan jalan dengan jenis aspal jagung (lapen) sudah banyak rusak, berlubang, bahkan berlumpur,” ujar Katno, warga Ketuan Jaya saat ditanya PATROLI, Minggu lalu.
Dikatakannya, bangunan talud ini patah dan amblas sekitar satu meter turun ke saluran irigasi. Hal itu disebabkan dinding talud itu cuma menumpang di bangunan sering yang lama. “Proyek bangunan talud dan jalan di desa ini dikerjakan oleh pihak Dinas PU Propinsi Sumatera Selatan. Sementara orang yang bekerja di lapangan bukan warga di sini, tapi orang dari Palembang. Saya tahu hal itu karena tempat pekerja itu menginap di mess ada di sini,” jelasnya.
Sementara itu, Mujiato, Kepala UPTD PJ3 Musirawas PU Bina Marga Propinsi Sumatera Selatan, saat ditanya PATROLI melalui handphone No. 082280822xxx, minggu lalu, soal proyek bangunan talud dan jalan di Desa Ketuan Jaya yang kini rusak parah, membantahnya. Menurutnya, proyek itu bukan pekerjaan dari Dinas PU Bina Marga Propinsi Sumsel. “Proyek di desa tersebut bukan pekerjaan kita, bisa jadi itu proyek dari Balai Besar di Palembang. Coba hubungi Balai Besar di Palembang saja,” ujar Mujiato. (Toni).