Warga Cibiru Wetan Tolak Tower BTS, Pihak Pemborong Siap Bertanggung Jawab Atas Segala Resiko


BANDUNG, PATROLI
Guna menghadapi kemajuan global, khususnya di dunia teknologi komunikasi, berbagai terobosan dilakukan pihak pemerintah maupun perusahaan. Seperti halnya rencana pendirian Base Transrceive Station (BTS) di kawasan Cibiru Bandung. BTS milik salah satu operator seluler tersebut bermaksud untuk memudahkan masuknya jaringan ke wilayah Bandung Timur, khusunya Cibiru yang dinilai masih agak sulit.
Ilustrasi
 Sayangnya, rencana pendirian BTS ini ditengarai ditolak oleh beberapa warga Kampung Pamubusan, RT 03, RW 04, Desa Cibiru, Kec. Cileunyi, Kab. Bandung. Penolakan warga disampaikan kepada Bupati Bandung, DPRD Kab Bandung, Camat Cileunyi, Kepala Desa Cibiru Wetan hingga ke sejumlah media melalui surat yang ditandatangani perwakilan warga. Juga tokoh masyarakat Pamubusan dan Cibangkonol serta 50  warga lainnya.
Dalam isi surat yang dibuat tanggal 18 Mei 2014, warga beralasan bahwa mereka tidak mau terkena dampak buruk yang akan ditimbulkan BTS, seperti terkena radiasi tower yang dikhawatirkan berdampak pada kesehatan. Selain itu, warga khawatir jika musim hujan tower tersebut roboh. “Kita juga khawatir tanah yang didirikan tower amblas hingga menimpa rumah warga. Intinya, kita takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” ujar Ny. Titi, warga setempat.
Selain alasan itu, warga juga merasa ditodong alias ditulis tonggong terkait pemberian tanda tangan warga yang tanpa dilakukan musyawarah terlebih dahulu. “Warga dimintai tanda tangan tentang izin pendirian tower tersebut, sementara yang menandatangani mayoritas kaum ibu karena para suami mereka tengah bekerja. Otomatis saat para suami pulang kerja, mereka mempertanyakan perihal penandatanganan tersebut,” katanya.
Sementara itu, perwakilan pihak kontraktor, Ade mengatakan bahwa pihaknya telah menemui beberapa tokoh masyarakat dan menyampaikan maksud tujuan pendirian BTS yang akan mengambil lokasi di halaman belakang rumah dan tanah milik Ujang Suryana, warga Kp. Pamubusan, Cibiru Wetan.
“Kami sudah melakukan pendekatan dengan warga untuk meminta izin terkait pembangunan BTS. Sebenarnya, pembangunan BTS ini adalah bagian dari pelayanan terhadap masyarakat sekitar guna memudahkan kelancaran berkomunikasi melalui telepon genggam. Jaringan akses internet pun akan lebih cepat karena mendapat dukungan sinyal lebih kuat,” jelas Ade.
Ia meyakini dengan didirikannya BTS ini komunikasi melalui telepon dan internet akan lebih lancar. “Insya Allah kami selaku pemborong akan memberikan kompensasi, atau istilah kami disebut tali asih berupa kadeudeuh kepada warga yang berada di lokasi BTS,” tuturnya.
Ia menyebutkan, nominal kadeudeuh tersebut diberikan kepada sekitar 20 kepala keluarga (KK) yang berjarak radius 20 m masing-masing Rp 1 juta. “Dan yang berada di luar radius tersebut ada sekitar 30 KK, masing-masing akan diberi Rp 500 ribu. Selain itu,  kami akan memberikan bantuan kepada mesjid di RT tersebut,” tambah Ade.
Ia menandaskan bahwa pihaknya siap bertanggung jawab penuh atas segala resiko yang dapat ditimbulkan dari pendirian BTS ini. “Tower BTS ini juga diasuransikan. Jadi, kepada warga jangan merasa was-was karena tower yang berketinggian 30 ini konstruksinya kuat. Juga sudah diperhitungkan oleh tenaga ahli yang berpengalaman,” terangnya.
Kendati demikian, beberapa warga saat ini bersikukuh menolak pendirian tower tersebut. Bahkan dalam pertemuan antara pemborong dan warga pun belum menemukan  titik kesepakatan. (B. Hermawan)
Powered by Blogger.