Dua Proyek Infrastruktur di Jabar Dipantau Komisi III

BANDUNG,-- Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat saat melakukan pertemuan dengan PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ) yang dipercaya memegang proyek Tol Soroja (10/10), dipimpin Wakil Ketua Hilman Sukirman mendapat penjelasan bahwa Tol Soroja akan rampung pada akhir bulan Oktober 2017 meski pembangunan ruas tol sepanjang 10,55 km itu terkendala berbagai persoalan teknis di lapangan.

Progres pembangunan tol hingga awal September sudah mencapai 86,07 persen secara keseluruhan. Pengerjaan total 86,07 persen tersebut di antaranya disumbang dari pekerjaan struktur seksi 1 dan seksi 2 yang sudah rampung 100 persen. Perkembangan pembangunan atau pekerjaan timbunan tanah, di mana seksi 1 sudah mencapai 99,25 persen dan seksi 2 sebesar 99,40 persen.Tiga gerbang tol yang mencakup Pasirkoja, Margaasih, dan Katapang sudah 68 persen tiga-tiganya.
Namun dari pemantauan Komisi III sepanjang jalur tol dimaksud masih dilakukan proses pembangunan beton pemisah jalan, pembangunan gerbang tol yang masih berjalan serta belum adanya marka jalan atau rambu-rambu lalu lintas serta belum ada JPU.
Karena itu, meskipun pihak PT. CMLJ mengatakan pembangunan akan rampung pada akhir Otober 2017 ini, namun setelah melihat kondisi lapangan serta dengan melihat kondisi cuaca yang mulai memasuki musim penghujan, Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat melihat agak sulit untuk memenuhi target selesai di bulan Oktober 2017.
“Kalau melihat kondisi lapangan serta cuaca yang mulai memasuki musim penghujan, waktu yang 2 minggu yang tersisa tidak akan cukup untuk memenuhi target. Tapi ya kita tetap berharap PT. CMLI bisa penuhi janjinya, ” demikian dikatakan Anggota Komisi III, Iemas Masithoh M. Noor. Sementara itu, pada kunjungan kerja ke BIJB Kertajati Majalengka (11/10) Komisi III mendapatkan penjelasan terkait progres pembiayaan proyek BIJB. Dari data yang dipaparkan dijelaskan untuk kebutuhan biaya yaitudengan nilai proyek sebesar 2.166 milyar, modal kerja 240 milyar, cost over run sebesar Rp. 200 milyar total biaya Rp. 2.606 milyar.
Realisasi pembiayaan modal pemilik saham Rp. 808,5 milyar, sindikasi bankRp. 906 milyar (telah dicairkanRp. 650 milyar pada 27 Sept 2017) sehingga totalnya Rp. 1,776,5 milyar.
Kekurangan dana Rp. 827,5 milyar, untuk kekurangan dana ini alternatif pemenuhannya antara lain: Alternatif 1, tambahan setoran modal (telah diajukan di APBDP 2017 sebesar Rp. 200 milyar), Alternatif 2, RDPT (efektif per 9 Agustus 2017), Alternatif 3, pembiayaan sindikasi syariah Tahap II (Proses Komite). Progres pengembangan kostruksi keseluruhan mencapai (per 8 Oktber 2017)64,1156%, progres pengembangan infrastruktur (per 8 Oktober 2017) 97,0764%, progres terminal utama penumpang mencapai 49,1393% (per 8 Oktober 2017).

PT. BIJB menjelaskan terkait dengan pembatalan PT. AP II untuk menyertakan modal sebagaimana yang menjadi komitmen awal, pihaknya merasa terkejut dan sudah menyampaikan pada rapat dengan Kemenhub mengenai keberatan PT. BIJB terhadap pembatalan dimaksud karena pembangunan BIJB merupakan amanat dari Pemprov dan DPRD Provinsi Jawa Barat yang harus dilaksanakan oleh PT. BIJB, sehingga PT. AP II tidak bisa begitu saja membatalkan komitmen awal yang sudah disepakati bersama.
(KUS)
Powered by Blogger.