Tak Sesuai Spec, Proyek Jalan Rigid Beton di Kel. Muara Enim Rusak Parah
LUBUKLINGGAU,
PATROLI,-- Ada-ada saja ulah oknum
pegawai Dinas PU dan pihak rekanan dalam pelaksanaan proyek, mempermainkan
material proyek demi meraup keuntungan untuk kepentingan memperkaya diri
sendiri. Sehingga, mereka tidak takut lagi mengurangi material proyek. Pada
gilirannya, proyek itu dikerjakan tidak sesuai dengan RAB. Alhasil, proyek tersebut baru selesai dibangun, sudah
mengalami rusak.
Hal ini terlihat padai Proyek Pembangunan
Jalan Rigid di Jalan Mufakat, Kelurahan Muara Enim, Kecamatan Lubuklinggau Barat
1, Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan. Proyek dikerjakan pada bulan
Oktober 2015, dengan volume panjang ukuran berkisar 400 meter, namun sudah mengalami retak-retak
dan berlubang. Bahkan, jalan itu saat ini
sudah rusak
parah.
Totok, warga Kelurahan Muara Enim kepada
Patroli, minggu lalu,
mengatakan, warga sangat berterima kasih dengan dibangunnya jalan ini. Sebelum
dibangun jalan yang masih berupa tanah
ini, jika hari hujan, sangatlah loyak (berlumpur). Dan mau keluar saja susah. “Setelah dibangunnya
jalan ini, aktivitas warga di sini lancar,” ucapnya.
Dijelaskannya, namun dirinya bersama
warga di sini merasa kecewa terhadap
pembangunan jalan ini karena jalan yang dibangun itu tidak sesuai yang
diharapkan oleh warga. Terlihat beberapa titik di bahu jalan sudah berlubang
dan rusak. Hal ini karena pihak rekanan
mengerjakan proyek itu seenaknya saja dan tidak mengacu kepada aturannya.
“Ketika
melihat para pekerja mengerjakan proyek jalan
ini, saya sudah menaruh curiga dan apa yang mereka kerjakan pun sudah tidak
beres. Karena proyek ini dikerjakan asal jadi, di mana saat pengerjaan proyek
itu mereka tidak melakukan pemadatan
terlebih dahulu. Padahal, seharusnya di jalan itu dilakukan pemadatan lebih dahulu
atau disiram propos. Namun, para pekerja pun langsung melakukan pengecoran,”
jelasnya.
Dikatakannya, kemungkinan ada dugaan
telah bermain pada komposisi pola adukan
semen. Sebab, jalan yang baru dibangun sekitar bulan Oktober 2015 dengan panjang berkisar 400 meter sudah
mengalami retak-retak dan berlubang. Apalagi, yang di dekat tanjakan (tebing),
sudah mau rusak.
“Bagaimana tidak hancur pak, jika komposisi adukan pengecoran mereka pakai semolen
(sepenuh molen) hanya memakai semen setengah sak. Seharusnya, untuk semolen itu, setidaknya menggunakan 1
sak semen”, ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Kota Lubuklinggau
dan PPTK, saat ditemui di kantornya, baru-baru ini, sedang tidak ada di tempat.
Menurut stafnya, Bapak lagi keluar. (Ton)