FKWTB: TERMINAL KOTA BANJAR TAMPAK SEPERTI KUBURAN

Terkesan Kotor, Kumuh, Gelap dan Sepi

BANJAR PATROLI
Komunitas masyarakat  yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Warga Terminal Banjar (FKWTB ) menyatakan Terminal Kota Banjar pada siang hari lengang dan malam  hari sepi seperti di kuburan. Terminal Kota Banjar sudah tak berwibawa  dan tak sedap dipandang  karena kumuh, kotor  dan gelap pada malam hari. Begitu pun  cat tembok dan papan nama Kantor UPTD Terminal Banjar terlihat kusam, sampah berserakan  dan  rumput tumbuh subur tak tersentuh tangan-tangan dari petugas  Dinas Kebersihan.
“Terminal Kota Banjar  adalah ladang bagi kami, tempat usaha kami dan lahan kehidupan bagi kami, bahkan mungkin juga disinilah takdir kematian kami,” ucap warga FKWTB kompak.
Maka dari itu, lanjutnya, pihaknya berharap  Kepala UPTD Terminal Banjar dan Kepala Dinas Perhubungan (Dishubkominfo ) Kota Banjar  janganlah menutup mata dan telinga. “Kalau  sudah merasa  tidak mampu maka  lebih baik mundur saja dari kursi jabatan. Gantikan dengan yang lebih mampu sesuai dengan  tupoksinya  karena kami sebagai warga Terminal Banjar juga kurang menikmati hasil kinerja dari kepemimpinannya,” kata warga komunitas Terminal Banjar.
Diungkapkan anggota FKWTB dengan panggilan akrab Jipeng, seorang Satpam Terminal Banjar dan Nono, pengurus Bus GR  bersama anggota lainnya, pendapatan  para pedagang di kios-kios atau pedagang asongan semakin merosot. Demikian juga para pengusaha angkot dan bus semakin miris, penjual jasa ojeg dan becak serta kuli panggul sudah tak  menentu nasibnya. Beginilah realita di kawasan Terminal Banjar.
“Kami berharap pemerintah daerah atas nama Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, SIP, MM  untuk memperhatikan Terminal Kota Banjar. Jadikan Kota Banjar sesuai mottonya sebagai kota transit sekaligus kota agropolitan dan jangan jadikan Kota Banjar sebagai kota lintasan. Pilihlah pemimpin yang lebih mampu dan jangan jadikan jabatan sebagai lahan bisnis. Banjar adalah kota perbatasan sekaligus sebagai kota penyangga Propinsi Jawa Barat, seharusnya lebih maju serta makmur  warga masyarakatnya,” bebernya.
Ditambahkan Asep Endon yang mengatasnamakan warga Terminal Banjar sekaligus pengurus Bus Merdeka, Terminal Banjar dari tahun ke tahun telah berganti pimpinan. “Ganti kepala dinas bukannya semakin ramai, justru semakin merosot. Dan kami katakan di sini apa adanya. Kami juga belum mengenal siapa Kepala Dishub Kota Banjar saat ini. Sejak lengsernya Drs. H. Yoyo sebagai kepala dinas yang lama, kami hanya mendengar bahwa Kadishubmenfora  Kota Banjar sudah diganti dengan yang baru, yaitu Edi Nurjaman. Namun,  warga masyarakat  Terminal Banjar  belum mengenalnya, apalagi  hasil kinerja kepemimpinannya,” imbuh  Asep Endon.
Diungkapkan Wahyudin (Abret)  sebagai pengurus Bus Sony Prima yang juga  Wakil Ketua FKWTB, Terminal Banjar  semakin semerawut alias amburadul dan tidak tertata dengan baik,  entah seperti apa birokrasi  dan  menajemen pengaturannya. “Banyak bus yang  tidak masuk ke terminal, justru dibiarkan bus menurunkan penumpang di luar Terminal Banjar. Bahkan TPR  selalu di pungut di luar Terminal Banjar oleh para anggota yang berseragam lengkap DLLAJ. Jadi, di  mana ketegasan dari Dishub Kota Banjar. Bagaimana Terminal Banjar bisa ramai untuk menaikkan pendapatan asli daerah (PAD), sementara seperti itu kepengurusannya. Sungguh ironis! Jika  terus dilakukan  pembiaran seperti ini, kami yakin Terminal Banjar akan semakin parah, sunyi dan sepi seperti kuburan. Apakah seperti ini Terminal Banjar yang katanya Tipe A itu?”  tegasnya.
Jelang Lebaran dan usai hari Lebaran tak ada kata sedikit pun, baik  itu yang tertulis dalam spanduk atau pun pengeras suara, yang memberikan ucapan selamat Lebaran. Atau, kata demi keamanan dan kenyamanan untuk para pengunjung, pengguna jasa Terminal Banjar atas nama Dishub Kota banjar dan  pemerintah daerah. “Jadi, tidak ada rasa kepedulian dan merupakan tanda tanya besar, ada apa gerangan dengan Dishub Kota Banjar?” ucap Ujang Endon, Bendahara FKWTB  yang diamini oleh Asep, Pengurus Bus Doi dan Nono, pengurus Bus GR dengan nada penuh penyesalan.
Kepala UPTD Terminal Banjar, Drs. Dede Kurnia saat akan dikonfirmasi di kantornya, sedang tidak ada di tempat dan yang ada hanya anak buahnya yang bernama Maman. Saat dimintai keterangan tentang situasi pengamanan serta kebersihan dalam lokasi terminal, Maman hanya menjawab singkat, dirinya tidak mau bicara, takut salah dalam menjelaskan.
Sedangkan Ketua FKWTB, Dalijo, SIP, seorang mantan TNI yang sekaligus menjadi Dosen STISIP Bina Putera Banjar merangkap pengurus Bus Po Budiman saat dikonfirmasi  terkait pertanggungjawabannya sebagai pimpinan baru memaparkan misi dan visi FKWTB.  “Misi FKWTB tidak lain ingin mengangkat derajat warga masyarakat penghuni Terminal Banjar agar lebih kondusif dan proporsional dalam  menciptakan kenyamanan bagi warga masyarakat. Juga membantu untuk meningkatkan pendapatan  dan daya jual dari warga masyarakat komunitas Terminal Banjar. Dengan kelegowoan hati FKWTB siap bersinergi dan mengabdikan diri, baik itu dengan Dishub maupun Dinas Kebersihan (DCKLH) di bawah pimpinan Drs. H. Yoyo. Tentunya  demi tercipta Terminal Kota Banjar  yang tertata rapih dan bersih, indah dipandang. Walaupun bantuan sapunya, belum kami terima,” ucapnya.
Dalijo  berharap  ada perhatian dari Pemerintah Daerah  Kota Banjar, khususnya  Dishubkominfo  di bawah pimpinan Drs. Edi Nurjaman,  yang sampai detik ini belum ada tindakan dan kinerja yang  signifikan/penting  yang dapat dirasakan oleh warga masyarakat Terminal Banjar. “Sementara    Dishub merupakan salah satu dinas yang sangat strategis sebagai mesin penghasil PAD ada di garis terdepan. FKWTB menilai selama ini Dishub cenderung lemah dalam hal optimalisasi penataan manajemen birokrasi yang akuntabel. Karena itu, sangat dibutuhkan kemampuan, ketegasan dan keberanian dalam mengambil sikap yang matang, baik itu di dalam maupun di lapangan serta bijak dalam mengambil keputusan. Untuk menata kembali keberadaan Terminal Banjar yang semerawut alias amburadul, kotor dan kumuh. Salah satunya, shelter dan pagar pembatas yang tidak tepat guna sehingga dampaknya masyarakat di komplek ruko kawasan terminal merasa dirugikan dan  terkesan ada intimidasi yang  mematikan  usaha penghuni ruko yang notabene  banyak yang mengontrak dalam pengembangan usahanya,” jelas Dalijo.
Maka dari itu, kata Dalijo, tampuk kepemimpinan seharusnya dipegang oleh orang yang ahli dan jika  bukan ahlinya maka  tinggal tunggu saja kehancurannya. “Jadi, itulah petuah dan pepatah yang sering kita dengar. Kami atas nama Pimpinan FKWTB berharap  Wali Kota Banjar untuk menentukan dan menempatkan seorang pejabat, khususnya di Kantor Dishub Kota Banjar, yang benar-benar mampu mengelola dengan baik sesuai dengan tupoksinya. Di mana  kami yakin PAD  dari Terminal Banjar yang ditargetkan pemerintah daerah pasti akan terpenuhi,” tandasnya. (JH 898)
Powered by Blogger.