Guru SMAN 10 Bandung Gelar Aksi Duduk

BANDUNG, PATROLI,-- Sejumlah guru SMAN 10 Bandung, Senin (15/6) mengelar Aksi Duduk di bawah terik matahari  di halaman  sekolah di Jalan Cikutra Kota Bandung. Mereka menggelar aksi duduk sebagai bentuk  kekecewaan terhadap sikap Kepala SMAN 10, Isnaeni Zakiah. Aksi duduk di bawah terik matahari tersebut dilakukan para guru di tengah acara pembagian Rapor yang dihadiri orang tua siswa.
Mandataris Dewan Guru SMAN 10 Bandung, Dedy Hermawan mengatakan, para guru SMAN 10 kecewa terhadap kepala sekolah yang dinilai arogan dalam memimpin,. “Kalau ada apa-apa terus memojokkan guru, menyalahkan guru, komunikasi dengan guru kurang, biasanya terjadi saat rapat, selalu memberikan penilaian dan penghargaan kinerja berdasarkan like and dislike,” ujar Dedy di SMAN 10 Bandung, Senin siang kemarin.
Menurutnya, selama masa kepemimpinan Isnaeni selama 2,5 tahun beberapa fasilitas yang selama ini ada di SMAN 10 pun dibiarkan rusak dan tidak dirawat. Dedy mengatakan, fasilitas Laboratorium Bahasa yang dibiarkan rusak  dan tak  terawat, barang elektronik penunjang belajar dan kegiatan sekolah  seperti infocus dan kamera dibiarkan rusak di antaranya hilang. Kekecewaan para guru bertambah oleh adanya penyusutan uang kesejahteraan sebanyak  50 persen lebih. “Isnaeni tidak transparan soal anggaran, uang dari hasil pemotongan itu tak jelas pertanggung jawabannya, padahal iuran DSP dan SPP tetap,” katanya.
Kepala SMAN 10 Bandung, Isnaeni Zakiah mengatakan, sejak  SMAN 10, pihaknya merasakan ada kejanggalan dalam manajemen  sekolah. Pihaknya ingin mengubah  kejanggalan sistem manajemen di SMAN 10 dengan yang sesuai aturan. “Banyak kejanggalan saya rasakan ketika pertama kali masuk, misalkan  kalau rapat  harus ada  anggaran buat yang datang, ujar Isnaeni.
Menurut  Isnaeni, aksi para guru yang menentang kebijakan itu, di sebabkan para guru belum bisa menerima sistem yang diberlakukan olehnya. “Saya mempertahankan prinsip untuk mengubah moral mereka menganggapnya arogan. Saya tidak apa-apa dibilang arogan, saya harus  menaati aturan kalau kita bicara aturan tidak ada nego, tentang uang kesejahtraan guru yang dibilang para guru menyusut 50 persen, uang komite sekolah bukan dana untuk honor atau kesejahtraan guru PNS. Dana di komite sekolah itu untuk pembangunan sarana dan prasarana  dan juga pembinaan ekstra kurikurer,” katanya.
Selama ini, kata Isnaeni,  uang DSP dan Iuran SPP dialokasikan untuk pembangunan sarana dan prasarana sekolah selama menjabat. Ada 16 ruangan kelas baru dibangun. “Merugikan dalam hal apa saya juga jadi bingung sejak saya di sini ( SMAN 10 ), orang tua siswa merasa terlayani, kami fasilitasi semua kegiatan siswa tidak ada yang menghambat, kalau dibilang merugikan mungkin mereka gak siap,” kata Isnaeni yang mengaku siap jika dirotasi.
Namun Isnaeni menegaskan dia ingin terlebih dahulu mengubah kultur buruk semua di dalam  manejemen sekolah di SMAN 10 Bandung ini. (kuswandi)
Powered by Blogger.