Bupati Seruyan Diundang, Bangkok Jadi Tempat Pertemuan Tahunan RSPO

KUALA PEMBUANG,-- Bupati Seruyan, Sudarsono memastikan  akan menghadiri agenda pertemuan tahunan seluruh anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) ke-13 yang akan berlangsung di Shangri-La Hotel, Bangkok, Thailand, mulai tanggal 7 hingga 10 November 2016 mendatang.

Pertemuan rutin tahunan yang dihadiri seluruh anggota RSPO yang berasal dari berbagai negara di dunia itu, Bupati Seruyan nantinya juga akan diberikan kesempatan untuk berbicara menyangkut soal lingkungan.
“Saya sudah terima surat undangan pertemuan itu. Mungkin saya akan didampingi oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng),” kata Sudarsono saat pembukaan rapat temu teknis perkebunan se-Provi Kalteng sambil ramah tamah di pendopo rumah jabatan Bupati Seruyan, belum lama ini.
Topik yang akan diangkat Sudarsono dalam pembicaraannya berkenaan dengan lingkungan tersebut,  soal larangan pembakaran lahan untuk pertanian ataupun perkebunan rakyat. Karena sampai saat ini, menurut Sudarsono, masyarakat Kalteng dihadapkan pada suatu persoalan serius. Dimana mereka (masyarakat) banyak yang kesulitan untuk memulai usaha pertanian ataupun kebun lantaran adanya larangan membakar lahan yang mau dijadikan sebagai lokasi.
“Munculnya kondisi lantaran adanya pelarangan itu. Ini justru sangat menganggu perekonomian masyarakat kita. Sebab mereka nyaris tidak bisa berladang. Dan apabila mereka tidak bisa berladang, maka kemudian kondisi itu nyaris akan mengancam keberlangsungan hidup para warga petani, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pedalaman,” jelas Sudarsono.
Seharusnya, lanjut dia, sebelum diberlakukan aturan pelarangan tersebut, pemerintah sudah harus bisa memastikan alternatif atau jalan keluar bagi para petani untuk tetap bisa melakukan penggarapan ataupun pengolahan lahan mereka tanpa pembakaran.
“Boleh kita melakukan untuk tidak membakar lahan. Tetapi semestinya seiring dengan dikeluarkannya pelarangan tersebut, harusnya ada kebijakan atau aturan baru yang langsung diimplementasikan bagi masyarakat petani. Hal ini agar para petani sendiri masih mempunyai harapan untuk meneruskan kehidupan usaha mereka. Ini menjadi persoalan,” paparnya.
Padahal sebelumnya, tambah Sudarsono, dirinya juga pernah berbicara topik yang sama dalam beberapa pertemuan yang dihadiri sebelumnya. Di antaranya pada kegiatan pertemuan tahunan anggota RSPO tahun 2015 lalu di Kuala Lumpur ataupun pada pertemuan internasional membahas soal lingkungan yang berlangsung di Bali beberapa bulan yang lalu.
“Nah, di Bangkok nantinya, saya akan kembali berbicara hal yang sama. Berbicara terhadap sesuatu yang tidak jauh berbeda. Sebab kita mengupayakan penjaminan terhadap keberlangsungan pertanian ataupun perkebunan di Kalimantan Tengah ini tanpa bakar. Kenapa demikian?, karena dunia sekarang sedang membutuhkan komunitas perkumpulan yang bisa diajak untuk bisa menerapkan upaya pengelolaan lingkungan yang ramah,” ungkap Sudarsono.

(Gan)
Powered by Blogger.