Dana Penyempurnaan Fisik Kurang: PPTK, “Proyek Tribun ICM Silahkan Diaudit”

LUBUKLINGGAU,-- Aries Santratama selaku Pengawas Proyek Pembangunan Tribun Islamic Center Muhammadiyah (ICM) tahun 2015 dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) di 2016, nampak  percaya diri. Menurutnya, proyek ini sudah dikerjakan sesuai dengan prosedur dan tidak ada masalah. Jadi, proyek tersebut silahkan diperiksa.

Dari ucapan atau perkataan yang disampaikan PPTK, terkesan menantang. Namun, siapa yang dimaksud dan ditantang PPTK untuk mengaudit proyek tersebut, apakah BPK atau Aparat Penegak Hukum? Sebab PPTK tidak menyebutkan nama lembaga untuk memeriksa proyek tersebut.

“Soal proyek tribun tidak ada masalah, jadi silahkan diaudit. Dan perlu diketahui proyek ini duitnya kurang,” ucapnya dengan suara lantang saat ditanya PATROLI, Jumat (27/1).

Dikatakannya, proyek pembangunan Tribun ICM, lokasi di Kelurahan Rahma, Kecamatan Lubuklinggau Selatan I, Kota Lubuklinggau, Propinsi Sumatera Selatan, dilakukan bertahap. Tahap pertama 2015, dikerjakan CV Lau Manis, anggaran sekitar Rp 500 juta, dengan pekerjaan meliputi buat pondasi, tiang, slop, balok dan lantai tribun. Sementara 2016 dianggarkan kembali sebesar Rp 250 juta, dikerjakan CV Putri Aceh, pekerjaannya cuma membuat tangga dan tempat duduk (Tribun).

“Di proyek ini tahun 2015 saya belum PPTK hanya sebagai pengawas. Dan tahun 2016, jabatan aku naik sedikit, baru jadi PPTK. Bahkan, proyek Tribun di tahun 2015 sudah diperiksa BPK, tapi dari hasil pemeriksaan BPK tidak ada temuan. Sementara tahun 2016 Proyek Tribun belum diperiksa BPK,” terangnya.

Kekuranga Dana

Menurut PPTK, Proyek Tribun dibangun dengan ukuran panjang 21 m, lebar bervariasi 9,9 m dan 3 m serta tinggi 4 m. Besi yang digunakan, baik itu untuk tiang, slop maupun balok, memakai besi ukuran campuran ada ukuran 16 mm dan 10 mm. “Bangunan ini seperti pembuatan tiang, slop, balok, lantai, tangga, tempat duduk penonton (tribun) memang tidak diplester karena duitnya kurang. Namun, di tahun 2017 ini sudah kita usulkan lagi,” jelasnya.

Pantauan PATROLI di lokasi  menyebutkan, Proyek Tribun belum dipasang atap, terlihat bangunan tribun sudah mengalami retak pada lantai atas tribun dan tangga. Kemudian, sambungan tangga dibuat sekedar menempel pada tiang bangunan lama tanpa pengikat. Kekuatan bangunan tangga pun dikhawatirkan.

Sementara itu, papan mall coran banyak yang  belum dibuka dan masih menempel di bangunan. Nampak semua bangunan tribun belum diplester.  Begitu juga, terlihat besi yang digunakan untuk tiang tribun diduga memakai besi ulir ukuran 16 mm dan besi polos biasa ukuran 10 mm.

Selanjutnya, kekuatan tangga dan tempat duduk penonton (tribun) kualitasnya diragukan. Karena  tangga dan tribun hanya di bagian bawah yang dicor, sedangkan di bagian atas diisi dengan timbunan pasir dan batu bata lalu ditutup lagi dengan coran. Bahkan, tangga tribun diduga memakai besi ukuran 8 mm. (TONI)
Powered by Blogger.