Pendapat Warga tak Digubris, Jembatan Sungai Temam Ambruk

LUBUKLINGGAU,-- Akibat Loe (Pemborong dan Dinas) tidak mendengarkan omongan/pendapat warga, jembatan yang dibangun tahun 2015 lalu, dengan dana Rp 750 Juta, yang menghubung akses jalan ke Kawasan Bumi Perkemahan Pramuka, Kelurahan Rahma, Kecamatan Lubuklinggau Selatan I, Kota Lubuklinggau, Propinsi Sumatera Selatan, yang berada di atas sungai, ambruk.

“Warga sekitar sini sudah beberapa kali kasih tahu dan mengingatkan dengan pihak pemborong dan dinas, jika hendak bangun jembatan di sungai ini, harus dibuat tinggi jangan rendah dari badan sungai. Dan tiang jembatan yang dipasang di tengah sungai jangan terlalu dekat. Karena masyarakat tahu benar kondisi air sungai ini, jika musim hujan, air sungai sering naik dengan tinggi sampai sekitar 3,5 m. Tapi, omongan warga tak digubris, sehingga mereka tetap bangun jembatan ini agak rendah dari badan sungai, tiang besi jembatan dipasang di tengah sungai dan jaraknya agak dekat. Akhirnya, saat musim hujan jembatan ini ambruk diterjang banjir,” ujar Johan, warga Rahma, saat dikonfirmasi PATROLI, Jumat (27/1).

Dikatakannya, apabila pihak pemborong dan pihak dinas mendengarkan apa yang dikatakan warga, jembatan ini tidak akan ambruk seperti ini. “Ambruknya jembatan itu, selain  jembatan ini dibuat rendah sekitar 2 m, besi yang digunakan tiang jembatan memakai besi pipa ukuran kecil dan tipis. Sehingga, besi jembatan ini tidak mampu menahan hantaman sampah yang hanyut seperti pohon kayu,” ungkapnya.

Sementara itu, dikatakan Johan, ambruknya jembatan ini sekitar bulan Oktober 2016 dan sampai kini dari pihak pemerintah belum ada perbaikan. ”Harapan warga di sini minta kepada pemerintah jembatan ini cepat diperbaiki dan dibangun yang lebih kuat, Karena jalan itu pintasan bagi petani untuk mencari nafkah lebih dekat,” ungkapnya.

Dari data yang dihimpun dan pantauan PATROLI di lokasi, Jumat (27/1), menyebutkan coran pondasi, abutment jembatan retak, bahkan sudah ada yang terpisah. Sementara dinding oprit jembatan roboh dan tiang jembatan sudah melengkung ke bawah hingga hampir putus. Begitu juga papan atau kayu jembatan sudah terlihat rusak dan lapuk. Proyek jembatan ini menelan dana sekitar Rp 750 juta.

Selain itu, Ibrahim, Kabid Bina Marga Dinas PU dan Penataan Ruang Lubuklinggau, saat dikonfirmasi PATROLI, Jumat (27/1), mengatakan proyek jembatan itu dibangun pada tahun 2015 lalu, ”Saya tidak tahu persis siapa PPTK, PPK, CV, dan jumlah dana proyek tersebut. Karena proyek ini zaman Pak Bahaluan, Kabid  Bina Marga lama,” ujarnya.

Menurutnya,  ambruknya jembatan itu disebabkan adanya dua tiang jembatan yang dipasang di tengah sungai. ”Jadi, walaupun tinggi cakmana jembatan itu, jika ada tiang tengah, begitu ada sampah sungai seperti pohon kayu saat banjir, pasti jembatan itu ambruk,” jelasnya.

Ditambahkannya, soal jembatan itu ambruk sudah lama sekitar dua bulan yang lalu, kalau tidak salah bulan Oktober 2016. ”Saat  mendapat informasi soal jembatan itu ambruk akibat banjir, kita langsung ke lokasi dan masalah ini sudah kita laporkan dengan Pak Wali Kota,” tuturnya. (TONI)
Powered by Blogger.