Aroma Korupsi Tercium di Proyek Drainase Primer Balokang?

Kabid PPK Ciptakarya Bermental Maling

BANJAR, PATROLI
Tangan-tangan jahil koruptor rupanya tak pernah jera dengan berbagai hukuman bagi para koruptor. Buktinya, di Banjar, Lembaga Swadaya Masyarakat  (LSM) Central Indonesia dan Ormas  GMBI telah mengingatkan masyarakat karena besarnya potensi korupsi dalam proyek Ciptakarya. LSM Central Indonesia dan Ormas GMBI mengendus banyaknya persoalan ketika Ciptakarya dibisniskan.
“Ciptakarya itu problema yang sangat krusial. Ada indikasi korupsi ketika proyek justru dibisniskan dengan cara dikurangi volume pengerjaan,” kata Ferry Kristiana dan Ayep Asepudin, aktivis Central Indonesia dan GMBI.

Menurutnya, celah korupsi proyek Ciptakarya, Banjar, muncul ketika pihak-pihak tertentu mengecek ke lapangan  secara langsung. Dari pantauan itu, ternyata pengerjaannya sangat jauh dari layak dan jelas  tidak memenuhi standar mutu.
Bukti adanya korupsi makin kuat ketika hal ini hendak dikonfirmasikan kepada  Kabid Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Ciptakarya, David Abdilah. Ia dinilai botol alias bodoh dan tolol, akibat memilih menolak konfirmasi yang dilakukan Central Indonesia dan GMBI, perihal proyek CV Delima untuk pembangunan drainase primer Balokang.
“Proyek itu sangat amburadul. Ditambah perilaku  David yang enggan dikonfirmasi. Ia pun terkesan menutup-nutupi. Ini uang rakyat juga, jadi kita akan mengusutnuya hingga tuntas,” tegasnya.
Sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh aktivis menyayangkan ketidakmengertian David Abdilah yang merupakan seorang  Kabid PPK berkompeten di bidangnya.
“Ia seharusnya responsif dengan hal seperti ini. Ia harus ingat bahwa proyek itu juga menggunakan duit rakyat. Jadi, sangat disayangkan jika David yang merupakan pejabat, tetapi bermental maling. Ia tak pantas untuk menghindar saat akan dikonfirmasi,” tandasnya. (Andres)
Powered by Blogger.